Pintasan.co, Jakarta – Dalam lanskap horor supranatural, “The Omen” telah menjadi sebuah fenomena yang tak lekang oleh waktu.
Remake tahun 2006 berhasil menghidupkan kembali kengerian sosok Damien Thorn, namun “The First Omen” hadir sebagai sebuah prekuel yang menawarkan perspektif baru dan lebih mendalam.
Jika remake 2006 lebih fokus pada ketegangan psikologis dan horor atmosferik, maka “The First Omen” menggali lebih jauh ke dalam asal-usul kegelapan yang menyelimuti keluarga Thorn.
Melalui penceritaan yang lebih orisinal dan eksplorasi simbolisme yang lebih kaya, film ini berhasil memperluas semesta “The Omen” dan memberikan pengalaman menonton yang lebih mencekam.
Film “The Omen” dalam berbagai versinya, termasuk prekuel “The First Omen”, memang seringkali dikaitkan dengan konsep Dajjal dalam Islam.
Keduanya menyajikan kisah tentang seorang anak yang dilahirkan dengan takdir jahat, ditakdirkan untuk membawa kehancuran dan kekacauan di dunia.
Film ini menawarkan sebuah interpretasi yang menarik, namun kita perlu melihatnya dalam konteks yang lebih luas dan tidak melupakan sumber-sumber keagamaan yang lebih otentik.
Alur Cerita Film “The First Omen”
“The First Omen” menceritakan seorang wanita muda Amerika bernama Margaret yang pergi ke Roma untuk mengabdi di gereja.
Di sana, ia terlibat dalam serangkaian peristiwa misterius yang mengarah pada kelahiran seorang bayi laki-laki antikristus, yaitu Damien. Bayi ini dipercaya sebagai anak dari kekuatan jahat yang ingin menguasai dunia.
Margaret menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda pada Damien. Seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan kehadiran kekuatan gelap yang mengikuti bayi itu.
Margaret pun berusaha untuk menghentikan rencana jahat yang melibatkan Damien, namun ia harus menghadapi berbagai rintangan dan bahaya yang mengancam nyawanya.
Film The First Omen memberikan pengalaman visual yang menarik melalui desain produksi yang detail dan sinematografi yang memukau, diperkuat dengan penggunaan efek suara berbisik yang efektif meningkatkan atmosfer horor.
Meskipun elemen jump scare berhasil mengejutkan penonton, hal ini terasa sebagai trik yang sudah umum dalam seri film Omen.
Namun, fokus yang berlebihan pada ritual sadistik dan satanik membuat alur cerita terasa kurang solid, ditambah dengan adegan-adegan vulgar yang berpotensi membuat penonton merasa tidak nyaman.
Sebagai sebuah prekuel, film ini cenderung terlalu bergantung pada elemen dari film-film sebelumnya, seperti pengulangan adegan yang serupa dengan karya originalnya.
Dajjal menurut Islam
Dalam islam, Kelahiran Dajjal adalah salah satu peristiwa besar yang diramalkan sebagai tanda-tanda dekatnya hari kiamat.
Meskipun demikian, detail mengenai kelahirannya tidak terlalu banyak disebutkan dalam Al-Quran. Sebagian besar informasi mengenai Dajjal berasal dari hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.
Para ulama memiliki beragam pandangan mengenai asal-usul Dajjal; sebagian meyakini ia berasal dari keturunan manusia biasa, sementara yang lain berpendapat ia memiliki unsur jin atau setan.
Meskipun tidak ada keterangan pasti mengenai tempat kelahirannya, hadis-hadis menyebutkan bahwa Dajjal akan muncul dari arah timur, kemungkinan dari wilayah Persia atau Khurasan.
Dajjal digambarkan lahir dengan cacat fisik, seperti mata yang buta sebelah dan rambut keriting, serta menunjukkan perilaku aneh sejak bayi, seperti tidak mau menyusu dan selalu tidur.
Kehadiran Dajjal dianggap penting karena menjadi tanda mendekatnya hari kiamat sekaligus ujian berat bagi umat manusia. Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan bahaya Dajjal agar umat Islam tidak terpengaruh oleh tipu daya dan sihirnya.
Untuk menghadapinya, umat Islam dianjurkan memperdalam ilmu tentang Dajjal, memperkuat iman, dan berpegang teguh pada Al-Quran serta Sunnah sebagai pedoman hidup.
Dengan memahami ciri-ciri dan potensi bahaya Dajjal, umat dapat lebih waspada dan menjaga diri dari fitnah yang dibawanya.
Film The First Omen tidak hanya menjadi prekuel yang memperluas semesta The Omen, tetapi juga menghadirkan elemen yang menggugah pemikiran melalui simbolisme dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Kisah tentang asal-usul Damien Thorn mengingatkan pada bahaya kekuasaan absolut dan pentingnya iman dalam menghadapi tantangan, selaras dengan peringatan dari berbagai perspektif agama mengenai fitnah Dajjal sebagai ujian akhir zaman.
Melalui visual yang memukau dan cerita yang penuh intrik, film ini menggambarkan dampak pilihan manusia terhadap kehidupan mereka, sembari menunjukkan bahwa niat dan kekuatan tersembunyi sering kali tidak tampak pada permukaan.
Meskipun demikian, elemen ritual sadistik dan satanik yang dominan dalam film ini memunculkan kritik, khususnya terkait penggambaran yang dapat mengganggu kenyamanan penonton.
Sebagai karya fiksi, The First Omen menawarkan ruang untuk merenungkan isu-isu moral dan spiritual dengan tetap mengingat pentingnya referensi keagamaan yang lebih otentik.
Penulis: Umi Hanifah (Content Writer Pintasan.co)