Pintasan.co – Akhlak mulia merupakan inti dari ajaran Islam, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR.Ahmad).
Dalam Islam, terbentuknya akhlak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dibagi menjadi internal dan eksternal.
Berikut adalah uraian khazanah Islam tentang faktor-faktor tersebut:
1. Faktor Internal
- Keimanan yang Kokoh. Akhlak yang baik lahir dari keimanan yang kuat kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin akan diawasi Allah akan menjaga sikap dan perilakunya. Firman Allah :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu adalah sebaik-baikmakhluk.” (QS. Al-Bayyinah : 7).
- Pemahaman Ilmu Agama. Ilmu agama adalah panduan yang menanamkan nilai-nilai kebaikan dan mencegah seseorang dari keburukan. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah atas kebaikannya, maka Allah akan memahamkannya dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Kontrol Hati dan Jiwa. Dalam Islam, hati adalah pusat pengendalian akhlak. Rasulullah SAW bersabda:
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh; jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Faktor Eksternal
- Lingkungan Keluarga. Keluarga adalah madrasah pertama tempat terbentuknya akhlak. Orang tua yang mendidik anak dengan teladan baik akan melahirkan generasi yang berakhlak mulia. Firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim : 6).
- Lingkungan Masyarakat. Pergaulan dalam masyarakat sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Islam berdiri agar seorang Muslim berteman dengan orang-orang saleh. Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang itu mengikuti agama sahabat persahabatan, maka memperhatikanlah dengan siapa ia berteman.” (HR.Abu Dawud).
- Pendidikan dan Pengajaran. Lembaga pendidikan Islam, seperti pesantren dan madrasah, memainkan peran penting dalam menanamkan akhlak mulia. Rasulullah SAW menekankan pentingnya belajar dengan mengatakan:
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah).
- Keteladanan Pemimpin. Pemimpin yang berakhlak mulia akan memberikan dampak positif pada masyarakat. Rasulullah SAW adalah contoh pemimpin yang menjadi teladan sempurna dalam hal akhlak. Firman Allah :
“Dan sungguh, engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam : 4).
Akhlak mulia tidak hanya merupakan hasil dari usaha pribadi, tetapi juga pengaruh dari berbagai faktor internal dan eksternal.
Islam menyediakan panduan komprehensif dalam pembentukan akhlak melalui iman, ilmu, lingkungan, dan keteladanan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, umat Islam diharapkan mampu mencerminkan nilai-nilai luhur yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan masyarakat.