Pintasan.co, Jepara – Cuaca buruk yang terjadi menjelang akhir tahun menyebabkan jumlah wisatawan ke Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, turun sekitar 40 persen dibandingkan tahun lalu.

Kepulauan Karimunjawa biasanya menjadi salah satu tujuan favorit bagi wisatawan yang ingin merayakan malam pergantian tahun.

Namun, cuaca yang tidak stabil dan gelombang tinggi menjadi alasan bagi wisatawan untuk menunda keberangkatan mereka ke Karimunjawa.

Arif Setiawan, pegiat wisata Desa Karimunjawa menyatakan bahwa dalam seminggu terakhir, jumlah wisatawan yang datang hanya sekitar dua ribu orang.

Berdasarkan data keberangkatan tiga kapal dari Pelabuhan Kartini Jepara, dalam tiga hari terakhir tercatat ada 2.082 penumpang yang menuju Karimunjawa.

“Penurunanya drastis perkiraan 40 persen penurunannya. Ini juga masih normal, tidak seramai tahun lalu,” kata Arif.

Menurut Arif, biasanya menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), jumlah kunjungan wisatawan dalam seminggu bisa mencapai lebih dari empat ribu orang.

Bahkan, kapal yang biasanya beroperasi pulang pergi (PP), tahun ini hanya melakukan sekali keberangkatan.

“Biasanya kapal PP hitungannya sudah pasti lebih banyak. Tapi sekarang tidak.Karena cuaca buruk, kapal tidak bisa berangkat,” ungkap mantan Ketua Paguyuban Biro Wisata Karimunjawa (PBWK).

Arif menjelaskan bahwa penurunan jumlah wisatawan di Karimunjawa disebabkan oleh datangnya musim baratan lebih awal tahun ini.

Sejak awal Desember, kapal sering kali dibatalkan keberangkatannya karena cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Kondisi ini membuat calon wisatawan ragu untuk menuju Karimunjawa.

Minimnya jumlah wisatawan berdampak pada rendahnya tingkat okupansi homestay dan hotel di Karimunjawa. Arif mengungkapkan bahwa saat ini masih banyak penginapan yang belum terisi.

“Untuk tahun baru saja, pemesanan dari calon wisatawan kurang dari 100 orang,” jelasnya.

Wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa terdiri dari turis lokal dan mancanegara. Meskipun cuaca kurang mendukung, mereka tetap dapat menikmati berbagai objek wisata bahari di daerah tersebut.

“Obyek wisata laut aman. Tidak masalah. Karena sebagian besar masih berada di dekat gunung atau pulau. Untuk snorkling juga aman,” tutupnya.

Baca Juga :  KONI Batang Khawatir Kekurangan Anggaran untuk Pembinaan Atlet Olahraga