Pintasan.coIsra’ Mi’raj adalah peristiwa luar biasa dalam sejarah Islam yang menjadi tidak penting bagi umat Islam.

Perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Isra’) dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (Mi’raj) merupakan mukjizat yang mengandung banyak pelajaran mendalam.

Salah satu inti dari peristiwa ini adalah turunnya kewajiban shalat lima waktu, yang menjadi pilar utama dalam kehidupan umat Islam.

Implementasi kisah ini dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui pemahaman spiritual maupun praktik nyata.

1. Menjaga Shalat sebagai Tiang Agama

Isra’ Mi’raj mengajarkan pentingnya shalat sebagai bentuk komunikasi langsung antara hamba dan Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, shalat berarti:

“Menunaikan shalat tepat waktu , sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an (QS. An-Nisa: 103).”

Khusyuk dalam shalat, agar ibadah ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah. Menerapkan nilai-nilai shalat, seperti disiplin, rasa syukur, dan tawakal dalam kehidupan.

2. Menghidupkan Kesadaran Spiritual

Isra’ Mi’raj menunjukkan betapa luasnya kekuasaan Allah yang melampaui batas-batas logika manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kesadaran ini bisa diterapkan dengan:

  • Meningkatkan zikir dan doa sebagai wujud pengakuan atas kebesaran Allah.
  • Menghargai waktu, dengan memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat dan diridhai oleh Allah.
  • Memperkuat keimanan, dengan merenungkani kebesaran alam semesta sebagai tanda kebesaran-Nya.

3. Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Dalam perjalanan Mi’raj, Nabi Muhammad SAW menyaksikan berbagai gambaran tentang balasan bagi amal baik dan buruk.

Hal ini mengajarkan umat Islam untuk senantiasa meneladani akhlak Rasulullah, seperti:

  • Bersikap jujur, adil, dan rendah hati, baik dalam hubungan sosial maupun pekerjaan.
  • Menjauhi perbuatan dosa, seperti ghibah, fitnah, dan tindakan zalim.
  • Mengutamakan kasih sayang, baik kepada keluarga, tetangga, maupun masyarakat luas.
Baca Juga :  Adab Menghormati Orang yang Lebih Tua

4. Menguatkan Ukhuwah Islamiyah

Isra’ Mi’raj menampilkan persatuan umat Islam melalui simbol Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Implementasinya dalam kehidupan sehari-hari meliputi:

“Mempererat tali persaudaraan sesama muslim, tanpa memandang perbedaan mazhab atau latar belakang. Bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan (QS. Al-Maidah: 2)”

Mendukung perjuangan kemanusiaan, seperti memperhatikan nasib umat Muslim di Palestina dan tempat lainnya.

5. Berani Menghadapi Ujian Hidup

Isra’ Mi’raj terjadi pada masa sulit dalam hidup Nabi Muhammad SAW, yaitu setelah kehilangan Khadijah RA dan Abu Thalib. Pelajaran ini mengajarkan umat Islam untuk tetap:

“Sabar dalam menghadapi cobaan hidup, karena Allah tidak akan menguji di luar kemampuan hamba-Nya (QS. Al-Baqarah: 286).”

Optimis terhadap rahmat Allah, sebagaimana Nabi Muhammad SAW mendapat penghiburan langsung dari Allah melalui perjalanan ini.

Mengutamakan tawakal, dengan menyandarkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha.

Kisah Isra’ Mi’raj bukan hanya peristiwa spiritual semata, tetapi juga pedoman praktis dalam menjalani kehidupan.

Dengan menjaga shalat, memperkuat akhlak, meningkatkan ukhuwah, dan berdoa dengan sabar, umat Islam dapat menjadikan nilai-nilai Isra’ Mi’raj sebagai bekal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun akhirat.

Semoga kita termasuk golongan yang mampu mengambil pelajaran dari peristiwa mulia ini.