Pintasan.co, MarosBanjir yang terjadi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, meluas hingga merendam 14 kecamatan dan mempengaruhi lebih dari 100 ribu penduduk.

Banjir ini juga menyebabkan kemacetan parah di beberapa jalan.

Untuk membantu para korban, Pemerintah Kabupaten Maros membuka kantor kecamatan dan masjid sebagai tempat pengungsian.

Bupati Maros, Chaidir Syam, mengatakan,

“Kami sudah memerintahkan semua camat untuk membuka kantor kecamatan dan masjid yang bisa digunakan sebagai tempat evakuasi,” pada Rabu (12/2).

Awalnya, banjir melanda 10 kecamatan, namun pada Selasa (11/2), dampaknya meluas mencakup 14 kecamatan dan semakin memburuk pada dini hari.

Beberapa kecamatan yang terdampak antara lain Turikale, Maros Baru, Lau, Marusu, Moncongloe, Simbang Bantimurung, Camba, Tanralili Tompobulu, Mandai, Bontoa, Cenrana, dan Mallawa.

Pemkab Maros melaporkan bahwa lebih dari 100 ribu warga terkena dampak banjir, meskipun tidak ada korban jiwa.

Untuk meringankan beban warga, Pemkab Maros juga telah mendirikan dapur umum di setiap kantor kecamatan, serta dapur umum utama di gedung Islamic Center Maros untuk mengirimkan bantuan makanan ke daerah yang sulit dijangkau.

“Menurut laporan BPBD, lebih dari 100 ribu warga terdampak,” tambah Chaidir.

Sementara itu, ruas jalan Poros Trans Sulawesi yang melintasi Kabupaten Maros terendam hingga setinggi lutut orang dewasa, sehingga lalu lintas terputus.

“Jarak banjirnya sekitar 500 meter dari sini,” ujar Kasat Samapta Polres Maros, AKP Yiyi Suhartin, di lokasi pada Rabu (12/2).

Salah satu lokasi yang terendam parah adalah kantor Kemenag Maros, dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa.

Sekitar delapan pegawai terjebak dan terpaksa menginap di kantor karena akses jalan yang terputus.

“Puncak banjir di kantor terjadi pukul 8 malam dan 3 dini hari,” ungkap Edy Wijaya, salah satu pegawai yang terjebak.

Kepala Kemenag Maros, Muhammad, mengimbau para pegawainya untuk tidak masuk kerja jika banjir masih melanda wilayah tersebut.

“Jika banjir sudah surut dan jalan menuju kantor dapat dilalui, ASN diminta kembali bekerja. Namun, bagi ASN yang rumahnya terdampak banjir, mereka diizinkan untuk bekerja dari rumah,” katanya.

Hingga saat ini, beberapa pegawai Kemenag Maros masih sibuk mengevakuasi dokumen dan barang-barang elektronik yang terancam rusak.

Baca Juga :  Wamenkop: Potensi Sulsel Bisa Dikembangkan Melalui Koperasi Produsen Pangan