Pintasan.co, Jakarta – Sebagai organisasi mahasiswa yang lahir dengan tujuan mulia untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mengembangkan ajaran Islam, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk kader yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan berpihak pada kepentingan umat.

Oleh karena itu, seorang kader HMI sejati harus menguasai dua hal penting yang tidak bisa dipisahkan: wawasan kebangsaan dan wawasan keislaman.

Kedua aspek ini menjadi fondasi yang kokoh dalam membentuk pemahaman dan tindakan seorang kader terhadap organisasi ini.

Tanpa kedalaman dalam kedua wawasan tersebut, kader HMI akan kehilangan arah dalam menjalankan amanah perjuangan.

Wawasan kemahasiswaan dan keorganisasian

Selain itu, penting untuk menekankan bahwa wawasan kemahasiswaan dan keorganisasian juga berperan besar dalam mengasah kompetensi kader HMI.

Wawasan kebangsaan yang tinggi akan membentuk kader HMI yang peduli dan peka terhadap dinamika sosial-politik bangsa, sementara wawasan keislaman akan menjadikan mereka individu yang senantiasa berpegang teguh pada prinsip moral dan agama dalam setiap langkah perjuangan.

Namun, yang lebih penting adalah pemahaman bahwa politik bukan hanya soal kekuasaan, tetapi tentang upaya mengkritisi kebijakan yang tidak adil dan memperjuangkan kebenaran.

Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI

Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI menjadi elemen inti yang harus terus diinternalisasi oleh setiap kader sebagai spirit gerakan.

Dalam hal ini, NDP bukan hanya sebuah doktrin, tetapi sebuah pedoman yang mencakup aspek teologis, kosmologis, dan antropologis.

Secara teologis, kader HMI harus memiliki kedalaman spiritual yang menuntun setiap tindakannya, berlandaskan pada ajaran Islam yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan umat.

Secara kosmologis, pemahaman akan hubungan manusia dengan alam semesta sangat penting untuk memastikan bahwa perjuangan sosial yang dilakukan juga menghormati dan menjaga kelestarian lingkungan.

Baca Juga :  Mantan Ketua Umum PB HMI, Kholis Malik, Tutup Usia

Sedangkan secara antropologis, kader HMI dituntut untuk selalu berpihak pada rakyat kecil dan kelompok terpinggirkan, memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan umat.

Untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, kader HMI harus memperkaya diri dengan berbagai keterampilan, termasuk penguasaan bahasa asing, teknologi, dan keterampilan organisasi.

Semua ini harus disertai dengan komitmen untuk selalu menegakkan kebenaran dan keadilan, serta berjuang demi kesejahteraan umat.

HMI harus terus berbenah, mempersiapkan kader-kader yang tidak hanya intelektual tetapi juga bermoral, siap menjadi pemimpin yang memimpin dengan idealisme yang tinggi dan berpihak pada rakyat.

Dalam konteks ini, internalisasi Nilai Dasar Perjuangan (NDP) menjadi sangat penting sebagai landasan bagi setiap langkah HMI dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sesuai dengan ajaran Islam.

Sebagai organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan umat dan perbaikan sosial, HMI harus terus mengedepankan pendidikan dan penguatan karakter kadernya agar siap menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.

HMI harus memegang teguh prinsip-prinsip tersebut agar mampu memberikan kontribusi nyata dalam membangun bangsa yang lebih baik.

Penulis: Andi Yuni Elfira (Peserta LK III HMI BADKO Jawa Timur)