Pintasan.co, Pacitan – Puluhan orang hadir dalam diskusi yang digelar di sebuah tempat pertemuan di kawasan Pantai Teleng Ria, Pacitan.

Hal yang dibahas dalam diskusi tentang isu ancaman bencana. Didalam diskusi tersebut, peserta tidak hanya membicarakan tentang ragam ancaman, melainkan juga peserta diminta untuk merumuskan strategi dan kebijakan.

Kegiatan tersebut merupakan tahapan penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana (RPKB).

Agenda ini merupakan realisasi program kerja sama Indonesia-Australia melalui program Siap Siaga. Tentu saja, seluruh tahapan kegiatan melibatkan BPBD, organisasi perangkat daerah terkait, serta elemen masyarakat.

“Hasil penyelarasan kegiatan Siap Siaga bersama BPBD Kabupaten Pacitan dan Organisasi Perangkat Daerah teknis terkait, terdapat beberapa kegiatan yang kami laksanakan di Pacitan secara kolaboratif bersama pemerintah daerah. Salah satunya adalah penyusunan RPKB partisipatif ini,” kata Ancilla Bere, Provincial Program Manager Siap Siaga Jawa Timur, Jumat (21/2/2025).

Ancilla mengapresiasi keterlibatan pihak – pihak yang ikut serta dalam penyusunan dokumen kebencanaan tersebut.

Karena pada dasarnya, yang paling memahami faktor risiko dan kapasitas adalah mereka yang berada di lembaga berwenang serta mereka yang berpotensi terdampak bencana.

Ancilla juga menuturkan, dokumen yang dihasilkan nantinya akan menjadi dasar penyusunan Rencana Kontijensi (Renkon).

Jika RPKB masih bersifat multi ancaman bencana, renkon akan disusun secara spesifik mengacu masing-masing jenis ancaman bencana.

“Dengan penguatan kelembagaan, strategi, maupun kebijakan kita berharap akan semakin banyak manfaat yang diterima masyarakat, khususnya dalam hal pengurangan risiko bencana,” ucapnya seraya berterima kasih kepada pemerintah daerah atas sambutan positifnya.

Dalam diskusi tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko mengungkapkan, data kebencanaan di Kota 1001 Gua.

Mengutip hasil Kajian Risiko Bencana (KRB) tahun 2022-2026, Kabupaten Pacitan memiliki 9 jenis ancaman bencana.

Baca Juga :  Wagub Jatim, Emil Dardak Optimis Swasembada Pangan Nasional akan Tercapai

Antara lain, gelombang ekstrem dan abrasi, banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, dan gempa bumi.

“Kemudian ancaman lainnya berupa kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, tanah longsor, dan tsunami. Dengan kondisi seperti itu, tentu saja kami sangat mengapresiasi niat baik semua pihak untuk membantu meningkatkan kapasitas masyarakat dalam rangka membangun ketangguhan,” kata mantan Camat Tegalombo itu.

Bersamaan dengan penyusunan dokumen strategi dan kebijakan yang sedang dilakukan, BPBD bekerjasama dengan lembaga terkait agar rutin untuk memberikan sosialisasi.

Sasaran sosialisasi adalah masyarakat yang tinggal di kawasan rawan yang sering menjadi korban bencana x. Sarana yang ada juga terus ditingkatkan, salah satunya pembangunan Pusdalops yang merupakan bantuan Pemerintah Pusat.

“Semua kita laksanakan dalam rangka pengurangan risiko melalui peningkatan ketangguhan dan kapasitas. Seperti kita ketahui bahwa bencana merupakan urusan bersama,” pungkasnya.