Pintasan.co, Bantul – Seorang pria bertopi merah dan mengenakan kaus putih tampak sibuk memanipulasi styrofoam di sebuah lokasi dekat Pantai Parangtritis, tepatnya di Mancingan 11, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (25/2/2025) siang.

Pria tersebut bernama Bima Sepiawan, asal Kabupaten Bantul. Ia merupakan satu-satunya pembuat surfboard atau papan selancar di Kabupaten Bantul.

Selain memproduksi papan selancar, ia juga menyediakan layanan perbaikan.

Bima menjelaskan bahwa Styrofoam yang sedang dipegangnya adalah bahan utama dalam pembuatan papan selancar.

“Saya bisa gini, karena sebelumnya saya pernah kerja di tempat pembuat papan selancar di Bali,” ucapnya.

Menurut ceritanya, jauh sebelum itu, sekitar tahun 2012, Bima sebenarnya sudah terjun ke dunia olahraga surfing.

Seiring berjalannya waktu, Bima sering bertemu dengan para pengrajin papan selancar. Ia kemudian menerima tawaran dari salah satu pengrajin papan selancar di Bali.

Bima pun bekerja sebagai karyawan di tempat tersebut dan menggeluti profesi itu selama lima tahun di Bali.

Namun, dikarenakan ada satu dan lain hal, Bima akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan mencoba membuka usaha serupa di selatan Bumi Projotamansari.

Pria berusia 28 tahun ini mengaku bahwa menjalani usaha pembuatan papan selancar tidaklah mudah, seperti halnya saat mengerjakan proses shaping dan glassing pada papan selancar, yang menjadi tantangan tersendiri baginya.

Shaping merupakan tahap kunci dalam pembuatan papan selancar, sementara glassing adalah proses penyesuaian warna yang dilakukan dengan cermat dan hati-hati.

“Terus ada sisi kerapian. Itu juga enggak mudah. Karena harus dicek rata tidak dan sebagainya. Jadi butuh ketelitian dan kehati-hatian juga,” kata Bima.

Meskipun demikian, ia tetap menikmati dan menggeluti profesi tersebut.Tak mengherankan, hasil karyanya banyak diminati oleh pelanggan dari berbagai daerah.

Baca Juga :  Proses Pengadaan Tanah Hampir Selesai, Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 Segera Dipercepat

Produk papan selancar telah dikenal masyarakat luas

Bahkan, ada pemesan dari Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dan Malibu, Amerika Serikat, yang turut membeli hasil karya Bima.

“Saya kan pelaku surfing juga. Jadi, saya menikmati pekerjaan ini dan memperhatikan setiap perbedaan karakter papan selancar,” tutur Bima.

Harga papan selancar hasil produksinya ditawarkan dengan kisaran Rp3,8 juta hingga Rp8 juta per unit. Harga jualnya bervariasi tergantung pada panjang dan motif papan selancar.

Sementara itu, harga papan selancar yang sedang dalam tahap perbaikan lebih murah dibandingkan harga tersebut, disesuaikan dengan tingkat kerusakannya.

“Di sini (Pantai Parangtritis), kan ada anak-anak sekolah atau anak-anak kecil yang juga belajar selancar. Nah, biasanya mereka beli papan selancar yang rusak dari orang lain, biar harganya murah. Terus, papan selancar yang rusak itu, dibawa ke sini (Hauw Surfboard) untuk dibenerin. Kalau sudah bener, baru dipakai sama mereka,” urainya.

Bima tidak ragu untuk membagikan cara dan proses pembuatan papan selancar.

Ia menjelaskan bahwa papan selancar terbuat dari bahan utama styrofoam atau polyester yang bahan-bahannya ia peroleh dari luar Kabupaten Bantul.

“Dari bahan utama itu, nanti akan masuk ke tahap pemotongan atau pembentukan papan selancar,” ucapnya.

Selanjutnya, proses akan dilanjutkan dengan tahap glassing, filler, pengamplasan, resin, dan pengamplasan ulang.

Dengan demikian, setiap papan selancar memerlukan dua lapisan fiberglass untuk satu produk.

Selain itu, akan dilakukan pemasangan sirip serta tali pengikut yang sangat penting untuk keselamatan para peselancar.

“Nah, untuk pembuatan satu papan selancar itu membutuhkan waktu sekitar lima sampai tujuh hari,” tutupnya.