Pintasan.co, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan adanya pihak dari luar negeri yang tidak menginginkan Indonesia mencapai swasembada pangan, terutama dalam produksi beras yang merupakan komoditas strategis nasional.

“Sudah pasti ada negara yang ingin Indonesia tetap bergantung pada impor beras, terutama negara-negara eksportir,” ujar Amran saat ditemui di Jakarta, Minggu (27/4/2025), dikutip dari Antara.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Amran menanggapi informasi yang sebelumnya diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, dalam sebuah rapat.

Sudaryono mengungkapkan bahwa lembaga di Amerika Serikat, yakni US Department of Agriculture (USDA), melaporkan adanya lonjakan signifikan dalam produksi beras Indonesia, yang membuat para eksportir kecewa.

“USDA menyebutkan produksi beras Indonesia meningkat tajam, dan ini mengecewakan eksportir negara lain,” jelas Amran.

Menurutnya, negara-negara pengekspor beras lebih menginginkan Indonesia tetap menjadi pasar impor, ketimbang memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

Peningkatan produksi domestik membuat peluang ekspor mereka ke Indonesia menyusut.

Amran menilai sikap negara-negara tersebut wajar dalam dunia perdagangan internasional, mengingat mempertahankan pasar merupakan hal normatif.

“Itu sangat normal, eksportir tentu ingin mempertahankan pasarnya,” katanya.

Sebelumnya, Mentan juga menyampaikan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini mencapai 3,18 juta ton di gudang Perum Bulog.

Angka ini tercatat sebagai yang tertinggi dalam 23 tahun terakhir, bahkan sejak Indonesia merdeka.

Dalam Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu penyuluh pertanian, Wamentan Sudaryono menambahkan bahwa setiap tahun ada pihak-pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, yang berharap Indonesia tetap mengimpor beras.

Namun, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah menargetkan pada tahun ini Indonesia tidak lagi mengimpor beras, jagung, garam konsumsi, maupun gula konsumsi.

Baca Juga :  Program GenRe BKKBN Jatim Persiapan Bonus Demografi

Sebagai catatan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor sekitar 3,85 juta ton beras sepanjang tahun 2024, meningkat 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Impor tersebut terutama berasal dari Thailand, Vietnam, dan Myanmar.

Namun, mulai awal 2025, pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan beras nasional melalui produksi dalam negeri, dengan Bulog menargetkan pengadaan hingga tiga juta ton beras domestik, lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.