Pintasan.co, Yogyakarta – Kenakalan remaja dan tindak kejahatan jalanan yang melibatkan pelajar, atau yang dikenal sebagai klitih, masih kerap terjadi di Yogyakarta.

Namun, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo memilih untuk tidak meniru langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menindak pelajar bermasalah dengan mengirim mereka ke barak militer.

Hasto menekankan bahwa dalam merumuskan kebijakan, khususnya di bidang pendidikan, pemerintah perlu berpegang pada aturan yang berlaku.

Karena itu, setiap upaya penerapan model pembelajaran bagi siswa harus mempertimbangkan berbagai faktor dan tidak dilakukan secara gegabah.

“Kalau seandainya kita ingin menyekolahkan anak-anak, dititipkannya kemana, anggarannya dari mana, lalu kalau dia ketinggalan kurikulum afirmasinya seperti apa, itu kan mesti ada regulasinya,” ungkapnya, Sabtu (3/5/25) malam.

Akan tetapi, ketika ide memboyong pelajar nakal ke barak militer untuk mendapat rangkaian pendisiplinan itu didukung pemerintah secara keseluruhan, Pemkot Yogya pun akan turut mengkaji.

Dengan catatan, regulasinya tertuang secara jelas, sesuai dengan tata kala penyelenggaraan pemerintah, agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

“Karena kalau kita aksi dulu baru ditututi (diikuti) dengan regulasi, suatu saat bisa menjadi temuan yang kadang-kadang merepotkan kita itu,” tandasnya.

“Ide-ide bagus perlu diimplementasikan dengan cara yang baik. Eksekusi tentu mengacu pada regulasi. Apalagi, ada konsekuensi dari sisi pendanaan,” tambah Hasto.

Baca Juga :  Kepolisian Korsel Siapkan 14.000 Personel Antisipasi Kerusuhan Putusan Pemakzulan