Pintasan.co, Jakarta – Militer Israel pada Minggu mengumumkan dimulainya operasi darat berskala besar di Jalur Gaza, wilayah yang telah hancur akibat konflik berkepanjangan.
“Dalam 24 jam terakhir, pasukan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dari Komando Selatan, baik tentara aktif maupun cadangan, memulai operasi darat besar-besaran di bagian utara dan selatan Gaza sebagai bagian dari pelaksanaan Operasi Gideon’s Chariots,” demikian pernyataan resmi militer Israel.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, menyatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir serangan udara ke wilayah Gaza telah ditingkatkan.
Sebanyak lebih dari 670 target yang diklaim milik Hamas telah dihantam, dengan tujuan untuk melemahkan kekuatan lawan serta mendukung kelancaran operasi darat.
Serangan udara intensif ini berlangsung selama lima hari terakhir dan bertepatan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke kawasan Timur Tengah, termasuk ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 378 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan terbaru ini.
Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 53.300 warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresinya terhadap Jalur Gaza.