Pintasan.co, Jakarta – Setelah menyetujui gencatan senjata dengan Iran, militer Israel kembali mengalihkan fokus serangannya ke Jalur Gaza, Palestina.

Rabu (25/6/2025), setidaknya 14 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan militer Israel.

Mengutip laporan dari Al Jazeera, Israel meningkatkan operasi darat di berbagai wilayah Gaza. Serangan intensif dilaporkan terjadi di Khan Younis, wilayah selatan Gaza, serta di Jabalia, wilayah utara yang padat penduduk.

Di Jabalia, warga dilaporkan terpaksa mengungsi karena tembakan artileri dan penembak jitu yang tak henti-hentinya.

Al Jazeera juga menyebut bahwa selain menargetkan kawasan permukiman, militer Israel melakukan serangan terhadap warga sipil yang tengah mengantre bantuan di dekat Yayasan Kemanusiaan Gaza.

Beberapa saksi dan tenaga medis mengonfirmasi bahwa tentara Israel menembaki warga sipil di dekat pusat distribusi bantuan di wilayah tengah dan selatan Gaza.

Setidaknya 14 warga Palestina dilaporkan tewas pada hari itu akibat serangan Israel, memperparah krisis kemanusiaan yang sudah parah di wilayah tersebut.

Militer Israel mulai mengalihkan kembali operasinya ke Gaza setelah menyepakati penghentian konflik udara dengan Iran, yang berlangsung selama 12 hari.

Tel Aviv menyatakan tujuan utama mereka sekarang adalah membebaskan para sandera dan menghancurkan rezim Hamas, kelompok yang didukung oleh Iran dan telah berkonflik dengan Israel sejak Oktober 2023.

Kepala Staf Militer Israel, Letjen Eyal Zamir, mengatakan bahwa meskipun ada gencatan senjata dengan Iran, kampanye militer terhadap negara itu belum berakhir dan kini memasuki fase baru.

Ia juga mengklaim bahwa rangkaian serangan Israel telah berhasil menghambat program nuklir Iran selama beberapa tahun ke depan.

Gencatan senjata antara Iran dan Israel sendiri mulai berlaku pada Selasa, 24 Juni 2025, meskipun sempat terjadi kebingungan soal waktu dimulainya, menyusul pengumuman mendadak dari Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga :  China Hentikan Impor Daging Unggas dan Sorgum dari AS