Pintasan.co, Sinjai – Curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Sinjai sejak Jumat malam hingga Sabtu siang memicu bencana banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah.
Akibatnya, sejumlah infrastruktur vital lumpuh total, beberapa desa terisolasi, dan keselamatan warga pun terancam.
Kerusakan paling parah terjadi pada jaringan penghubung antar kecamatan.
Jembatan gantung Sungai Biroro, yang menghubungkan Kecamatan Sinjai Timur dan Tellulimpoe, tepatnya antara Desa Biroro dan Desa Massaile runtuh setelah diterjang derasnya arus sungai.
Putusnya jembatan ini memutus jalur utama mobilitas ribuan penduduk.
Kerusakan serupa juga terjadi pada Jembatan Bonto Boddong, yang menghubungkan Desa Songing dan Desa Puncak di Kecamatan Sinjai Selatan.
Kondisinya rusak berat dan tidak dapat dilalui kendaraan, menambah daftar wilayah yang kini terisolasi.
Sementara itu, material longsor menutupi sejumlah ruas jalan, termasuk jalur poros antara Desa Kompang dan Desa Gantarang di Kecamatan Sinjai Tengah, serta akses menuju Kelurahan Tassililu di Kecamatan Sinjai Barat.
Hal ini semakin memperparah keterbatasan akses dan pengiriman bantuan ke daerah terdampak.
Kawasan perkotaan Sinjai pun tidak luput dari dampak bencana.
Ruas-ruas jalan utama di Kecamatan Sinjai Utara seperti Jalan Jenderal Sudirman, Dr. Hamka, Tondong, dan Baso Kalaka terendam banjir.
Debit air di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lappa, yang berada di muara Sungai Tangka, turut meningkat tajam, memicu kekhawatiran potensi banjir lebih besar.
Kondisi serupa terjadi di Sungai Tui, Sungai Mangottong, dan Sungai Kalamisu di wilayah Sinjai Tengah, yang menunjukkan kenaikan volume air secara drastis.
Menghadapi situasi darurat ini, Analis Kebencanaan BPBD Sinjai, Andi Oktave Amir, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang bermukim di dekat aliran sungai, lereng bukit, dan kawasan rawan bencana.
“Kami imbau warga untuk segera mengungsi ke tempat aman jika terlihat tanda-tanda bahaya seperti kenaikan air sungai atau retakan tanah,” tegasnya.
Senada, Bupati Sinjai, Hj. Ratnawati Arif, juga meminta masyarakat untuk proaktif dalam menjaga keselamatan.
“Warga di sekitar bukit dan sungai harus selalu waspada. Bila ada tanda-tanda ancaman, segera cari lokasi yang lebih aman,” imbaunya.
Saat ini, BPBD Sinjai telah mengerahkan tim siaga dan berkoordinasi dengan aparat desa serta pemerintah kecamatan untuk mempercepat evakuasi, distribusi bantuan, dan pendataan wilayah terdampak.
Warga diminta untuk terus mengikuti informasi resmi dari otoritas dan selalu mengutamakan keselamatan pribadi dan keluarga.