Pintasan.co, Yogyakarta – Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) DIY, Trianto Sunarjati menilai kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Yogyakarta berpotensi meningkat melalui program stopover tourism.
Peluang ini bisa terwujud apabila Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dijadikan salah satu titik transit penerbangan dari dan menuju Australia, sebagaimana yang diusulkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sebelumnya, Gubernur DIY juga telah bertemu dengan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, untuk membahas hal tersebut.
Pertemuan itu membahas penguatan hubungan bilateral, terutama di bidang pariwisata, pendidikan, dan kolaborasi kebudayaan.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Sultan mendorong agar penerbangan dari Australia bisa transit di YIA.
“Usulan tersebut sejalan dengan upaya penguatan pariwisata DIY serta memperkuat posisi Yogyakarta di peta penerbangan internasional,” katanya, Jumat (22/08/2025).
Menurutnya, menjadikan YIA sebagai bandara transit, khususnya bagi penerbangan dari Australia, memiliki sejumlah manfaat. Salah satunya adalah mendorong peningkatan kunjungan wisata melalui program stopover tourism.
Efek domino yang ditimbulkan tentu bisa menggerakkan perekonomian lokal, mulai dari sektor akomodasi, kuliner, hingga produk kreatif UMKM.
Namun, untuk mewujudkan paket stopover tourism tersebut, diperlukan sinergi dengan pihak maskapai penerbangan.
“Transit internasional di YIA akan menjadi pintu peluang besar bagi DIY. Jika dioptimalkan dengan baik, wisatawan yang melakukan stopover dapat menikmati paket tur singkat, sehingga langsung memberi dampak pada hotel, restoran, transportasi wisata, hingga UMKM lokal,” sambungnya.
Di sisi lain, diperlukan peningkatan fasilitas bandara, imigrasi, dan kemudahan visa. Termasuk promosi terpadu agar Yogyakarta dikenal sebagai destinasi unggulan bagi wisatawan transit.
Ia menyebut selain dari Australia, kunjungan wisman dari negara lain juga akan berpotensi meningkat, seperti Belanda, Jerman, Inggris, Prancis. Pasalnya wisatawan Eropa memiliki minat kuat pada warisan budaya.
Wisatawan Asia seperti Jepang, Korea, India, serta Tiongkok juga bisa meningkat, terutama yang menggunakan jalur penerbangan ke atau dari Australia.
“Kami optimistis, jika dikelola dengan serius, status transit YIA tidak hanya sebatas persinggahan, tetapi menjadi momentum mendongkrak pariwisata DIY secara signifikan,” imbuhnya.