Pintasan.co, Bandung – Musim ini, PERSIB Bandung tampil dengan komposisi skuad yang begitu beragam, baik dari sisi kewarganegaraan maupun usia pemain.

Total terdapat 31 pemain yang terdaftar membela Maung Bandung, mencerminkan perpaduan kultur, pengalaman, dan gaya bermain yang berbeda-beda.

Selain pemain lokal, termasuk tiga pemain naturalisasi, PERSIB diperkuat oleh legiun asing dari berbagai negara: lima pemain asal Brasil, dua dari Argentina, serta masing-masing satu pemain asal Prancis, Italia, Inggris, dan Irak.

Dari segi usia, skuad asuhan Bojan Hodak ini juga terbilang unik. Bek senior Achmad Jufriyanto menjadi pemain tertua dengan usia 38 tahun, disusul Luciano Guaycochea (33), Frans Putros (32), dan Marc Klok (32). Di sisi lain, dua pemain muda, penjaga gawang Muhammad Rhaka Bilhuda dan Nazriel Alfaro Syahdan, baru berusia 17 tahun dan menjadi wajah masa depan klub.

Pelatih Bojan Hodak menyadari bahwa dengan keberagaman usia dan latar belakang tersebut, manajemen manusia menjadi faktor penting dalam menjaga keharmonisan tim. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang berbeda untuk setiap pemain agar suasana ruang ganti tetap solid.

“Cara berkomunikasi dengan pemain 17 tahun tentu berbeda dengan pemain berusia 35 tahun. Dibutuhkan pendekatan individual sekaligus tim agar harmoni tetap terjaga,” ujar pelatih asal Kroasia itu.

Hodak juga menceritakan pengalaman pribadinya saat mendapat nasihat dari mantan pelatih Chelsea dan Sabah FA, Ken Shellito, ketika masih bekerja di AFC. “Dia pernah bilang, perlakukan pemain seperti anak sendiri. Kadang mereka butuh motivasi, kadang pelukan, kadang juga rasa percaya diri,” ungkapnya.

Menurut Hodak, keseimbangan dalam tim tidak hanya ditentukan oleh taktik di lapangan, tetapi juga oleh kesehatan psikologis para pemain. Ia mengutip pandangan mantan pelatih timnas Spanyol, Vicente del Bosque, bahwa “ruang ganti yang sehat lebih penting daripada strategi.”

“Menjaga tim tetap bersatu, seimbang, dan saling menghormati adalah kunci kontrol ruang ganti,” tutup Hodak.

Dengan filosofi tersebut, Bojan Hodak berharap keberagaman yang dimiliki PERSIB musim ini justru menjadi kekuatan utama dalam perjalanan mereka di Super League 2025/26.

Baca Juga :  Tiba di Surabaya, Rombongan Persib Berkunjung ke Rumah Duka Bejo Sugiantoro