Pintasan.co, Jakarta – Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan telah mengerahkan sejumlah pesawat tempur setelah mendeteksi sebuah drone yang diduga milik China terbang mendekati area sensitif antara Jepang dan Taiwan.
Menurut laporan ABC News pada Selasa (25/11/2025), insiden ini muncul di tengah ketegangan diplomatik yang sudah berlangsung berminggu-minggu terkait rencana Tokyo memperkuat instalasi pertahanannya di Pulau Yonaguni.
Situasi semakin panas setelah Jepang dan China saling melontarkan pernyataan keras, termasuk komentar kontroversial Perdana Menteri Sanae Takaichi mengenai kemungkinan keterlibatan Jepang jika Taiwan diserang.
Drone China Terdeteksi, Jet Jepang Dikerahkan
Kementerian Pertahanan Jepang menyampaikan bahwa mereka mendeteksi sebuah drone yang diduga berasal dari China berada dekat Yonaguni, pulau paling barat Jepang yang berada tak jauh dari Taiwan.
“Kami memastikan adanya kendaraan udara tak berawak yang dicurigai berasal dari China melintas di antara Pulau Yonaguni dan Taiwan pada Senin,” tulis kementerian itu melalui platform X.
Sebagai langkah antisipasi, Pasukan Bela Diri Udara Jepang segera mengirimkan pesawat tempur ke wilayah tersebut.
Yonaguni menjadi pusat perhatian karena rencana Tokyo menempatkan sistem rudal di pulau itu, sebuah kebijakan yang memicu kemarahan Beijing.
China Tuding Jepang Memprovokasi
Ketegangan semakin mencuat setelah Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi mengunjungi Yonaguni, lalu menegaskan bahwa Tokyo tetap melanjutkan rencana penempatan arsenal rudal.
Kementerian Luar Negeri China menilai tindakan Jepang sebagai “upaya untuk menciptakan instabilitas dan memprovokasi konfrontasi militer”.
Koizumi membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa sistem rudal jarak menengah permukaan ke udara yang akan dipasang hanya bertujuan pertahanan.
“Perlengkapan ini dimaksudkan untuk menangkal pesawat atau rudal yang mengancam Jepang. Ini bukan senjata ofensif, tidak ditujukan menyerang negara lain, dan tidak bertujuan meningkatkan ketegangan kawasan,” ujarnya.
Sejak 2016, Yonaguni telah menjadi lokasi pangkalan Pasukan Bela Diri Jepang meski sempat ditolak sebagian warga.
Jepang sebelumnya mengumumkan rencana pemasangan sistem pertahanan udara Type 03 Medium-Range Surface-to-Air Missile untuk menghadapi potensi ancaman udara.
Respons Taiwan dan Manuver Diplomatik AS–China
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan untuk merebut pulau tersebut.
Di sisi lain, Taiwan justru mendukung langkah Jepang memperkuat pertahanan di Yonaguni, menyebutnya sebagai kontribusi bagi keamanan Selat Taiwan.
Situasi geopolitik kian menarik setelah mantan Presiden AS Donald Trump melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping pada hari yang sama.
Sejumlah analis memperkirakan bahwa Beijing mungkin berharap AS memberikan tekanan terhadap Tokyo terkait isu Taiwan.
Namun, PM Takaichi juga mengaku berbicara dengan Trump usai percakapan tersebut.
“Presiden Trump mengatakan bahwa kami adalah teman baik dan saya bisa menghubunginya kapan saja,” ujarnya kepada media, namun tidak merinci apakah isu Taiwan ikut dibahas.
“Kami memastikan koordinasi erat antara Jepang dan Amerika Serikat,” tambahnya, meski enggan membeberkan detail karena alasan protokol diplomatik.
