Pintasan.co, Yogyakarta – Seorang pedagang gerobak dorong berjualan di pinggir jalan, menyediakan berbagai macam buah untuk warga sekitar.
Meski persaingan semakin ketat dengan banyaknya toko modern, pedagang ini tetap menarik perhatian pelanggan setia.
Beberapa orang terlihat sedang membeli dagangan dari pedagang yang akrab dengan suasana jalanan. Buah-buahan yang ditawarkan terlihat sederhana, namun tetap menjadi pilihan favorit di tengah mobilitas yang tinggi.
Lokasi dagangan yang strategis di pinggir jalan besar memberikan akses mudah bagi para pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor.
Keberadaan mereka, selain menjadi pemandangan yang biasa di jalanan perkotaan, juga menyuguhkan kepraktisan bagi masyarakat yang membutuhkan camilan atau makanan ringan di sela aktivitas mereka.
Mulai berjualan sudah 5 bulan di pinggir jalan UAD, namun sebelumnya pernah berjualan di Pasar Giwangan selama 18 tahun namun sepi.
“Saya awal jualan di pasar giwangan 18 tahun,motor di jual untuk modal usaha rujak buah ini setelah berjualan di pinggir jalan kampus UAD 4 ini alhamdulillah ada pemasukan”, ujar pak penjual buah.
Buah-buahan yang dijual sangat banyak seperti buah mangga, pepaya, bengkoang, timun, jambu, dan nanas.
Harga 1 porsi rujak buah ini adalah Rp.10.000 dan setiap harinya bisa menghabiskan 10 porsi rujak buah.
Rujak buah yang dijual tanpa menggunakan kacang, namun gula merah yang sudah di campur dengan air asam jawa cabai dan garam.
Seorang penjual mengatakan jika makanan pinggir jalan sangat murah dan enak.
“Makanan kaki lima seperti ini selalu ada di hati kami. Murah, dan enak,” ujar salah satu pelanggan yang ditemui di lokasi tersebut.
Para pedagang kaki lima seperti ini terus bertahan menghadapi berbagai tantangan, termasuk kebijakan tata kota yang ketat dan persaingan dengan bisnis besar.
Namun, dengan modal kepercayaan dari pelanggan setia dan harga yang terjangkau, mereka masih dapat beroperasi dan bertahan di tengah modernisasi kota.
Kehadiran mereka juga menjadi pengingat bahwa makanan tradisional dan interaksi sederhana dengan pedagang kecil tetap memiliki tempat di masyarakat yang semakin sibuk.