Pintasan.co, Gresik – Saat ini pencetakan uang di Indonesia masih sangat bergantung pada teknologi impor, baik dari sisi mesin maupun bahan baku.
Tingginya biaya produksi pencetakan uang rupiah ini menjadi sorotan Anggota Komisi XI DPR RI Thoriq Majiddanor.
Legislator dari Dapil Jatim X, Gresik dan Lamongan itu sempat mengunjungi Perum Peruri di Karawang, Jawa Barat.
Dari kunjungan itu pihaknya memiliki gagasan untuk menciptakan teknologi pencetakan uang yang dikembangkan anak bangsa.
“Ini adalah gagasan yang akan kami dorong untuk diwujudkan. Kami akan segera mengusulkan agar Komisi XI melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Perum Peruri,” kata politikus dari Fraksi Partai NasDem itu, Sabtu (1/2/2025).
Anggota DPR RI yang akrab disapa Jiddan itu mengungkapkan bahwa sampai saat ini mesin pencetak uang hanya diproduksi beberapa negara maju seperti Jerman dan Jepang.
Sedangkan, di Indonesia masih bergantung pada negara lain untuk bahan baku pembuatan uang rupiah.
Jiddan mengaku khawatir jika Indonesia akan terus tergantung dan bahkan ‘terjajah’ oleh negara lain yang menguasai teknologi itu.
“Sebelumnya mungkin kita bisa menerima ketergantungan pada teknologi dari luar negeri. Tapi dengan pesatnya kemajuan teknologi saya khawatir jika kita tidak mulai mengembangkan mesin dan bahan baku secara mandiri Indonesia akan semakin terjajah,” ungkapnya.
Jiddan berpendapat sangatlah penting bagi Indonesia untuk segera mengembangkan teknologi cetak uang di dalam negeri supaya Indonesia mampu memproduksi mesin dan bahan baku uang sendiri.
“Secara prinsip, kami mendorong Bank Indonesia, Perum Peruri, dan pihak-pihak terkait untuk mulai menggunakan teknologi yang dikembangkan oleh anak bangsa dalam pencetakan uang di masa depan,” pungkas Jiddan.