Pintasan.co – Dalam khazanah Islam, namimah merupakan salah satu perilaku tercela yang dilarang keras dalam syariat. Secara harfiah, namimah berarti menyampaikan ucapan atau kabar dari satu pihak kepada pihak lain dengan tujuan memicu gangguan atau kerusakan hubungan di antara mereka. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering diterjemahkan sebagai “adu domba.”

Definisi Namimah

Ulama seperti Imam An-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa namimah adalah tindakan menyampaikan perkataan seseorang kepada pihak lain dengan maksud merusak hubungan mereka. Perbuatan ini sangat dikecam karena bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mendorong perdamaian, kasih sayang, dan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan).

Dalil-Dalil Tentang Larangan Namimah

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”
(QS. Al-Qalam: 10-11)

Ayat ini secara tegas melarang perilaku menyebarkan fitnah dan perpecahan yang menjadi ciri khas namimah.

Hadis Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa namimah adalah dosa besar yang dapat menghalangi seseorang untuk masuk ke dalam surga.

Dampak Buruk Namimah

  • Merusak Persaudaraan. Namimah dapat menghancurkan hubungan antar individu atau kelompok, menimbulkan ketegangan, dan memicu permusuhan yang berkepanjangan.
  • Menyebabkan Fitnah. Perilaku ini sering kali melibatkan perubahan fakta atau penyampaian kabar yang tidak benar, sehingga melahirkan fitnah yang dilarang dalam Islam.
  • Mengundang Murka Allah. Allah SWT mencela mereka yang suka mengadu domba, dan perbuatan ini menjadi salah satu dosa besar yang dapat mendatangkan azab.

Cara Menghindari Namimah

Berbicara dengan Niat Baik
Setiap ucapannya ditujukan untuk memperbaiki keadaan, bukan memperkeruh suasana.

  • Menjaga Rahasia. Jangan menyampaikan hal-hal pribadi atau rahasia seseorang kepada pihak lain tanpa izin.
  • Bertabayyun (Klarifikasi). Jika mendengar kabar dari orang lain, pastikan untuk memverifikasi kebenarannya sebelum menyebarkannya. Rasulullah SAW bersabda:

“Cukuplah seseorang disebut pembohong jika dia menceritakan semua yang dia dengar.”
(HR.Muslim)

Namimah adalah perilaku yang sangat berbahaya bagi kehidupan bermasyarakat. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga lisan dan selalu menjadi pembawa kedamaian, bukan sumber perpecahan. Dengan menjauhi namimah, seorang muslim tidak hanya menyelamatkan dirinya dari dosa besar, tetapi juga ikut menciptakan suasana harmonis yang diridai Allah SWT.

Baca Juga :  Politik Adu Domba Ancaman terhadap Persatuan Umat

Mari kita introspeksi diri dan berkomitmen untuk menjadikan lisan sebagai alat penyebar kebaikan, bukan perpecahan.