Pintasan.co, Bandung – Suasana hangat dan penuh semangat persaudaraan lintas bangsa menyelimuti Ballroom Hotel Savoy Homann, Bandung, Jumat malam, 17 Oktober 2025.

Acara penutupan Asia Africa Youth Forum (AAYF) 2025 menjadi puncak rangkaian kegiatan yang mempertemukan para pemuda dari berbagai negara Asia dan Afrika untuk memperkuat semangat solidaritas dan kolaborasi global.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bekerja sama dengan berbagai mitra internasional sukses menggelar forum yang selama beberapa hari berlangsung dinamis dan penuh inspirasi.

Penutupan malam itu dikemas dengan nuansa reflektif terhadap Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955, yang menjadi tonggak sejarah hubungan diplomatik antarnegara di dua benua tersebut.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dalam sambutannya menekankan bahwa Bandung tidak hanya menjadi lokasi bersejarah bagi pertemuan bangsa-bangsa Asia dan Afrika, tetapi juga ruang hidup bagi semangat keberagaman yang terus tumbuh.

“Bandung selalu menjadi kota yang hidup setiap akhir pekan, mulai dari Jumat hingga Minggu. Energi itu kini bertambah dengan kehadiran para delegasi muda dari seluruh Asia dan Afrika,” ucap Farhan disambut tepuk tangan hangat para peserta.

Ia menambahkan, Bandung menjadi simbol keterbukaan dan toleransi, tempat di mana budaya-budaya dunia bisa saling berinteraksi dalam suasana damai.

“Asia-Africa Festival tidak diselenggarakan di Jakarta, tapi di Bandung. Karena di sinilah semangat kebersamaan itu lahir dan tumbuh. Kami dengan senang hati menyambut para tamu untuk menikmati keindahan dan keberagaman budaya di kota ini,” ujar Farhan.

Acara penutupan diwarnai dengan penganugerahan penghargaan kepada para peserta AAYF 2025 serta penampilan seni budaya dari berbagai daerah di Jawa Barat.

Delegasi dari Bangladesh, Uni Emirat Arab, Rwanda, Guinea, Seychelles, Mesir, hingga Malaysia turut hadir, menampilkan semangat muda yang optimistis dan siap membangun kolaborasi lintas negara.

Baca Juga :  Bikin Geger, Mayat Wanita Ditemukan di Kolong Jembatan Sungai Cicabe Bandung

Malam itu, Bandung kembali menjadi panggung bagi semangat Asia-Afrika — bukan sekadar mengingat masa lalu, tetapi meneguhkan tekad baru untuk masa depan yang lebih inklusif, damai, dan saling menghargai.