Pintasan.co, Jakarta – Sedikitnya 62 orang dilaporkan meninggal dunia dan 50 lainnya masih dinyatakan hilang setelah banjir besar menerjang sejumlah desa di sekitar Danau Tanganyika, Provinsi Kivu Selatan, wilayah timur Republik Demokratik Kongo.
Menurut kesaksian warga yang dikutip Anadolu pada Minggu, 11 Mei 2025, banjir terjadi sekitar pukul 5 pagi waktu setempat pada Jumat, 9 Mei, ketika air meluap dan menenggelamkan desa Kasaba yang terletak di sektor Ngandja.
Hujan deras menjadi pemicu utama banjir ini, yang merusak rumah-rumah warga serta memutus akses komunikasi di wilayah terdampak.
Menteri Kesehatan Provinsi Kivu Selatan, Theophile Walulika Muzaliwa, menyampaikan kepada Arab News melalui sambungan telepon bahwa proses evakuasi dan pencarian korban sangat terhambat oleh kondisi medan.
“Kepala sektor, kepala desa dan kepala daerah, yang juga merupakan anggota pemerintah daerah, berada di lokasi. Satu-satunya organisasi kemanusiaan yang hadir saat ini adalah Palang Merah. Tidak mungkin memberikan penilaian karena pencarian jenazah masih terus berlangsung,” jelasnya.
Bencana ini terjadi hanya beberapa minggu setelah hujan deras juga menewaskan 33 orang di ibu kota Kinshasa.
Kerusakan infrastruktur yang meluas di negara tersebut, diperburuk oleh konflik yang terus berlangsung, menghambat upaya bantuan kemanusiaan secara signifikan.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata yang meningkat sejak Februari turut memperparah situasi, yang oleh PBB disebut sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.