Pintasan.co, Makassar – Kota Makassar kembali dilanda banjir setelah hujan deras mengguyur wilayah ini selama beberapa hari terakhir.
Kawasan Perumnas Antang, Blok 10, Kecamatan Manggala, menjadi salah satu lokasi yang terdampak paling parah.
Ketinggian air yang terus meningkat memaksa puluhan keluarga meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat aman.
Hingga Sabtu, 21 Desember 2024, sebanyak 144 jiwa dari 34 kepala keluarga (KK) tercatat mengungsi di Masjid Jabal Nur, yang menjadi posko pengungsian sementara.
Kepala Posko Pengungsian Masjid Jabal Nur, Hamsina, menjelaskan bahwa jumlah pengungsi terus bertambah seiring kondisi banjir yang semakin parah.
“Iya, (pengungsi semakin bertambah). Sekarang sudah ada 34 KK dengan jumlah jiwa mencapai 144 orang,” katanya.
Meski bantuan dari Kementerian Sosial berupa air minum dan minyak telon telah diterima, kebutuhan mendesak lainnya seperti obat-obatan, selimut, dan popok masih belum mencukupi.
Selain itu, kelompok rentan seperti anak-anak, balita, lansia, dan ibu hamil turut menjadi perhatian.
“Saat ini ada 21 anak-anak, termasuk 13 balita, 3 bayi, 3 lansia, dan 1 ibu hamil di posko pengungsian,” tambahnya.
Banjir ini bukan kali pertama melanda kawasan tersebut.
Ketua RT 2 Blok 10 Perumnas Antang, Muhammad Basri Rasyid, mengatakan bahwa warga sebelumnya juga telah mengungsi akibat banjir yang sempat surut namun kembali naik.
“Dulu tiga hari banjir, tapi turun. Kemudian kembali lagi karena hujan turun lagi,” ujarnya.
Posko pengungsian telah didirikan selama enam hari, dengan jumlah pengungsi awal mencapai 61 jiwa dari 19 KK.
Banjir tahunan dengan ketinggian air hingga 50 cm ini memaksa warga untuk bertahan dengan kebutuhan darurat seperti makanan pokok dan layanan kesehatan.
Hamsina menambahkan bahwa dapur umum belum bisa didirikan karena jumlah pengungsi masih di bawah 100 orang.
Untuk sementara, para pengungsi memasak secara mandiri dengan bahan yang disediakan.
“Itu cukup 100 jiwa baru bisa dapur umum. Kita di sini dapur mandiri. Kita yang kasih beras, baru dia yang masak sendiri,” jelasnya.
Ia berharap dukungan lebih banyak dari berbagai pihak agar kebutuhan dasar pengungsi dapat terpenuhi, terutama mengingat ketidakpastian kapan banjir akan surut.