Pintasan.co, Bantul – Polres Bantul bersama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Bupati Bantul, dan instansi terkait menggelar panen raya jagung di kawasan Balong Opak, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, pada Sabtu (14/6/2025).

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Yudi Sastro, menyampaikan bahwa kegiatan panen raya ini merupakan bentuk sinergi antara Kementerian Pertanian, Polri, Pemerintah Daerah DIY, Pemkab Bantul, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

“Ini luar biasa. Karena, tadinya lahan di sini bukan lahan pertanian produktif kemudian disulap oleh teman-teman Polri untuk ditanami tanaman jagung. Hasilnya luar biasa, bisa sembilan ton. Ini di atas rata-rata nasional,” katanya.

Lanjutnya, tahun ini, Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan pada taman padi dan jagung . 

Hal tersebut sejalan dengan target utama Presiden Prabowo Subianto dalam merealisasikan swasembada pangan. Yudi Sastro menilai kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Polri dalam produksi jagung menunjukkan hasil yang sangat positif.

Salah satu indikator keberhasilannya adalah peningkatan luas lahan tanam jagung. Sebagai ilustrasi, sejak Oktober hingga Mei 2025, capaian luas tanam sudah menyamai target untuk satu tahun penuh.

“Jadi, bayangkan saat ini kita terjadi dua kali lipat luas tanam. Ini meningkat signifikan. Dan rata-rata yang ditanam di Indonesia adalah jagung pakan. Kalau jagung pakan kita memang masih banyak kendala terkait handling panen dan pasca panen,” tuturnya.

Dengan begitu, pihaknya mulai melakukan ekspor jagung untuk menangani hasil penen jagung tersebut.

Bahkan, beberapa waktu lalu pihaknya juga melakukan ekspor hasil peroduksi pertanian lewat Surabaya, Nusa Tenggara Barat, dan Gorontalo. 

Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, menjelaskan bahwa panen kali ini dilakukan di lahan seluas kurang lebih tiga hektare. Lahan tersebut sebelumnya merupakan lahan tidak produktif (lahan tidur) yang telah dimanfaatkan dan diolah menjadi lahan produktif guna mendukung upaya ketahanan pangan nasional.

“Hasilnya ada 9,11 ton per hektare. Ke depan, Polres Bantul berencana memperluas cakupan pembinaan pertanian tidak hanya pada komoditas jagung, tetapi juga tanaman lainnya,” tuturnya.

Upaya ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat, terutama kalangan muda, untuk kembali melirik sektor pertanian sebagai bidang yang potensial dan memiliki peran strategis.

Baca Juga :  Revolusi Pertanian: Alat Modern Tingkatkan Hasil Panen di Sulawesi Selatan

Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyampaikan bahwa pemerintah daerah terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna memastikan langkah-langkah yang tepat dalam mewujudkan swasembada pangan sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Prabowo.

“Di Bantul sendiri sudah terjadi surplus beras dan mudah-mudahan jagung ini terus meningkat produksinya. Dan dari hulu sampai hilir, pemerintah kan sudah melakukan upaya besar-besaran,” ucapnya. 

Dukungan di sisi hulu diberikan melalui bantuan alat pertanian dan pupuk bersubsidi, sementara di sisi hilir pemerintah menjamin harga jual hasil panen, yakni Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen dan Rp5.500 per kilogram untuk jagung.

Dengan pengelolaan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, sektor pertanian menjadi lebih stabil dan menguntungkan bagi para petani.

“(Hasil pertanian di Bantul) bebas saja (mau di ekspor atau tidak). Karena, Bulog juga menyerap hasil gabah kering panen maupun jagung dan itu nanti kami serahkan ke pemerintah. Itu urusannya Bulog mau diekspor atau mau untuk mendukung industri pangan dalam negeri,” tutupnya.