Pintasan.co, Maros – Tujuh tahun berlalu sejak didirikan, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres 238 di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, masih belum memiliki fasilitas ruang belajar yang memadai.
Para siswa harus mengikuti pelajaran di bawah kolong rumah warga yang dulunya merupakan kandang ayam.
Kondisi memprihatinkan ini terjadi di Dusun Bara, Kecamatan Tompobulu, sebuah wilayah terpencil di pegunungan Maros.
Untuk mencapai lokasi belajar, anak-anak harus menempuh medan berat berupa bukit curam dan jalan berbatu.
Meski begitu, semangat mereka untuk bersekolah tak pernah padam.
Setibanya di sekolah, para siswa belajar di tempat seadanya. Tanpa dinding dan berlantai tanah, mereka duduk di bawah rumah panggung sambil mendengarkan guru mengajar.
Suasana kelas kadang terganggu oleh kehadiran ayam-ayam ternak yang lalu lalang di sekitar mereka.
Alfin, seorang siswa kelas enam, menyuarakan harapan sederhana mewakili teman-temannya.
“Kami cuma ingin punya ruang kelas yang berdinding,” ucapnya polos.
Suryadi, guru di SDN Inpres 238 Maros, menjelaskan bahwa sebenarnya pihak sekolah memiliki gedung yang lebih layak.
Namun, lokasinya cukup jauh dan harus dilalui dengan menyeberangi jembatan gantung serta jalan yang rawan banjir.
Kondisi ini membuat para orang tua khawatir terhadap keselamatan anak-anak mereka.
Meski negara telah menjamin pendidikan sebagai hak setiap warga negara, realitas di lapangan menunjukkan masih banyak anak-anak yang harus berjuang ekstra untuk bisa belajar dalam kondisi layak.