Pintasan.co, Solo – Calon Wali Kota Solo Nomor Urut 2, Respati Ardi blusukan di wilayah Keprabon Kecamatan Banjarsari Kota Solo pada Sabtu (9/11/2024).

Saat berinteraksi dengan masyarakat, Respati bertemu dengan teman ibunya, Suntari Haryono. Dalam pertemuan tersebut, Respati meminta doa restu kepada Suntari terkait pencalonannya dalam kontestasi politik tahun ini.

“Mohon doa restunipun nggih Bu, saya diberikan kekuatan, kemampuan dan kesehatan untuk memimpin Kota Solo, agar dapat mensejahterakan masyarakat,” kata Respati Ardi.

Suntari merasa gembira bisa bertemu dengan anak temannya yang kini menjadi calon Wali Kota Solo. Ia mendoakan agar Respati Ardi dapat memimpin Solo dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

“Mudah-mudahan, nanti ke depannya Kota Solo bisa lebih maju lagi, program-programnya bisa dilaksanakan dengan baik sehingga membawa manfaat dan bisa mendatangkan kesejahteraan untuk masyakat banyak,” ucap Suntari.

Setelah berbincang dengan Suntari, Respati Ardi melanjutkan kegiatan blusukannya menyusuri gang-gang sempit yang hanya cukup dilewati satu orang dewasa hingga akhirnya sampai di gang buntu dan harus berbalik arah.

Setelah berkeliling dan melihat langsung kondisi perkampungan di Keprabon, Respati Ardi beristirahat sejenak dengan duduk santai di depan sebuah rumah bersama pengurus RT/RW serta warga setempat.

Ia mendengarkan berbagai masukan, aspirasi, dan keluhan warga yang disampaikan kepadanya.

“Keluhan warga kebanyakan, masalah ekonomi, tentang bantuan RTLH, UMKM,” kata Ketua RW 03 Keprabon, Fatulhadi.

Setelah berbincang tentang berbagai kondisi dan hal lainnya, Respati Ardi berpamitan serta menyalami warga.

Ketika keluar dari gang, ia melihat seorang penjual putu yang berhenti di depan sebuah toko. Respati Ardi pun memesan putu tersebut untuk dibagikan kepada warga Keprabon.

“Saya senang sekali, diborong Pak Respati, matur nuwun sanget, semoga berkah,” ujar Sutiman, penjual putu.

Sutiman biasanya mulai berjualan kue putu dengan berangkat dari rumahnya di daerah Ngepung, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo sekitar pukul 13.00 dan pulang sekitar pukul 20.00.

Baca Juga :  Gerakan Masyarakat Biasa Semakin Besar, Emak-emak: Kita Kawal Kemenangan Ibas-Puspa

Ia menjual putu dengan cara dipikul, berkeliling dari kampung ke kampung, seperti di Gandekan, Pasar Gede, Keprabon, hingga Singosaren.

Setiap hari, Sutiman menyiapkan 3 kg tepung beras untuk berjualan kue putu. Harga sebungkus kue putu yang berisi 10 biji adalah Rp 12 ribu.

Kue putu adalah makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras kasar, dibungkus dengan parutan kelapa, dan diisi gula jawa, lalu dikukus menggunakan bambu sebagai cetakan.