Pintasan.co, Jakarta – Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala mengatakan bahwa pemerintah Indonesia mendesak pemerintah Malaysia mengusut tuntas kasus penembakan pekerja migran Indonesia secara transparan.

“Indonesia mendesak agar otoritas Malaysia mengusut kasus itu secara tuntas dan transparan, dan memberi akses konsuler seluas-luasnya kepada Indonesia untuk mengetahui detail kasus penembakan itu,” ujar Djumala dalam siaran persnya.

Djumala menuturkan, jika hal itu harus dilakukan untuk menjaga hubungan baik yang terjalin antara pemerintah Indonesia dan Malaysia.

Bahkan, kata dia, aksi penembakan terhadap pekerja migran Indonesia oleh pihak Malaysia bukan sekali tetapi sudah beberapa kali terjadi.

Berdasarkan data dari Migrant Care yang dikutipnya, sejak tahun 2005 sampai 2025 tercatat ada 75 orang pekerja migran Indonesia meninggal di tangan aparat Malaysia tetapi tidak melalui proses peradilan.

Faktor sensitivitas yang tinggi antara dua negara ini adalah salah satu penyebab hal tersebut bisa terjadi.

“Indonesia dan Malaysia mengandung sensitivitas cukup tinggi, utamanya dalam kaitan pekerja migran dan produk seni budaya. Karakter hubungan seperti itu sudah menjadi keniscayaan sebagai negara bertetangga,” tuturnya.

Dengan adanya kejadian tersebut, tidak menutup kemungkinan kedua negara dapat membangun hubungan bilateral baik yang saling menguntungkan.

Maka dari itu, Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala mengaharapkan, pemerintah Malaysia mempunyai itikad baik dalam menuntaskan kasus penembakan tersebut agar hubungan ke dua negara tetap dalam kondisi baik.

“Harus ada ikhtiar dari kedua belah pihak untuk memelihara dan mengembangkannya, tentu berdasarkan niat baik dan persahabatan,” ujar Djumala.

Baca Juga :  Menteri P2MI Bentuk Tim Advokasi Setelah WNI Ditembak di Malaysia