Pintasan.co, Surabaya – Seorang anak berusia 9 tahun di Surabaya meninggal dunia karena mengidap HIV, Rabu (23/10/2024).
Dinkes Surabaya melakukan antisipasi hingga memberikan pengobatan gratis ke pengidap HIV, baik anak maupun dewasa. Pengobatan ini dipastikan diberikan secara gratis. Masyarakat diimbau tidak perlu khawatir biaya pengobatan.
“Fasilitasi pengobatan diberikan secara gratis seumur hidup bagi pasien yang terdiagnosis HIV baik anak maupun dewasa,” kata Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristin, Kamis (24/10/2024).
Kepala Dinkes menjelaskan, beberapa antisipasi yang dilakukan Dinkes, diantaranya Program Prevention of Mother-to-Child Transmission (PMTCT), di mana ibu hamil yang didiagnosis terinfeksi HIV segera mendapat pengobatan ARV. Dan juga bisa mengurangi risiko penularan HIV ke bayi selama kehamilan, persalinan atau menyusui.
“Peningkatan kesadaran masyarakat melalui kampanye edukasi HIV, bagaimana penularan terjadi dan cara mencegahnya, khususnya fokus pada kelompok remaja (SMP-SMA), orang tua dan calon pengantin,” ungkapnya.
Dinkes juga memberikan muatan materi kesehatan reproduksi kepada remaja tingkat SMP dan SMA. Lalu penyedia dukungan psikososial bagi anak-anak yang hidup dengan HIV atau yang memiliki orang tua dengan HIV, serta kemudahan akses terhadap perawatan dan pengobatan ARV untuk mengendalikan perkembangan penyakitnya. Selain itu, Dinkes melakukan sosialisasi ke calon pengantin atau calon orang tua. Yakni memberikan informasi tentang pendidikan seksual dan reproduksi dan perencanaan keluarga.
“Dukungan konseling HIV untuk pencegahan penularan HIV dan pentingnya tes HIV sebelum menikah untuk mencegah penularan kepada pasangan atau anak di masa depan,” jelasnya.
Bagi calon pengantin, untuk mencegah penularan HIV akan dilakukan pemeriksaan medis , seperti HIV, sypilis, hepatitis di semua layanan puskesmas Surabaya sesuai alamat domisili calon pengantin. Selain itu memberikan fasilitasi imunisasi pranikah.