Pintasan.co, Yogyakarta – Industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menghadapi tantangan baru dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran.

Meskipun demikian, kebijakan ini dianggap sebagai peluang bagi sektor pariwisata untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pengembangannya.

Menurut Beny, meskipun ada penghematan anggaran, sektor pariwisata tetap memiliki banyak kesempatan untuk terus berkembang.

“Adanya Inpres Nomor 1 ini, kita bisa membacanya sebagai peluang sekaligus tantangan. Kita tentu bisa mencari peluang yang masih ada dan bagaimana mencari solusi atas tantangan yang muncul akibat efisiensi ini,” ujar Beny.

Ia juga menekankan pentingnya kerjasama antara semua pihak yang terlibat dalam pariwisata di DIY untuk menjaga keunggulan sektor ini.

Menurutnya, kreativitas dan inovasi harus terus dikembangkan agar sektor pariwisata tetap stabil dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan kebijakan.

“Mari kita baca peluang yang masih besar ini, kita kelola sebaik mungkin, dan terus berinovasi agar pariwisata DIY tetap kompetitif,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ketua Komisi B DPRD DIY, Andriana Wulandari, mengungkapkan pentingnya kepastian apakah pariwisata masih menjadi sektor prioritas di DIY.

Jika benar demikian, maka berbagai aspek lainnya akan disesuaikan untuk memastikan kelangsungan sektor ini.

“Kalau masih menjadi prioritas, kami siap membantu. Jika butuh payung hukum, DPRD DIY bisa menyiapkannya. Kami pasti akan mendukung pariwisata DIY menjadi yang paling unggul secara nasional maupun internasional,” kata Andriana.

Ia juga menyampaikan bahwa pariwisata memiliki potensi untuk menjadi sektor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di DIY.

Untuk itu, kerjasama dari berbagai pihak sangat penting guna mengoptimalkan potensi yang ada sekaligus menghindari hal-hal yang dapat merusak citra pariwisata daerah.

“Mari kita optimis bahwa pariwisata DIY bisa tetap berkembang di tengah kondisi saat ini. Kita tingkatkan kreativitas agar lama tinggal wisatawan meningkat,” tambahnya.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DIY, Robby Kusumaharta, menegaskan bahwa pariwisata adalah sektor utama yang mendorong perekonomian di DIY.

Baca Juga :  Adrem, Makanan Khas Bantul Diakui sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia

Ia juga menyebutkan bahwa sektor ini memiliki dampak yang signifikan terhadap industri lainnya, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Saya rasa masih banyak segmen yang bisa digarap di tengah kebijakan efisiensi ini. Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) misalnya, bisa terus kita dorong,” ujarnya.