Pintasan.co, Flores TimurErupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (4/11/2024) menyebabkan korban jiwa dan kerusakan parah.

Kepala BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, melaporkan bahwa sejauh ini 10 orang dilaporkan meninggal dunia akibat letusan yang disertai material batu besar.

“Korban meninggal ini sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan,” ujar Fredy dalam keterangannya.

Korban meninggal dunia sebagian besar disebabkan oleh tertimpa batu besar yang jatuh dari puncak gunung, menghancurkan atap rumah mereka.

Letusan tersebut juga merusak bangunan lainnya, termasuk rumah warga dan fasilitas penting seperti asrama biarawati dan sekolah.

“Korban meninggal umumnya tertimpa batu berukuran besar yang menembus atap rumah,” tambah Fredy.

Sementara itu, kerugian materiil akibat erupsi belum dapat dipastikan, karena petugas masih fokus pada proses evakuasi korban dari bangunan yang hancur.

Beberapa bangunan yang rusak parah termasuk rumah yang terbakar dan sekolah yang dilaporkan turut terbakar.

“Asrama Biarawati Susteran SSpS dan sekolah Santisima juga dilaporkan terbakar,” kata Fredy.

Sejumlah desa di sekitar kaki gunung telah terdampak, dengan BPBD Flores Timur mencatat ada tujuh desa yang terpengaruh.

Desa-desa tersebut antara lain Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, dan Pululera, serta satu desa di Kecamatan Ile Bura, Dulipali.

Warga yang terdampak kini telah diungsikan ke lokasi yang lebih aman, seperti Desa Konga, Lewolaga, dan Bokang.

Berdasarkan data terbaru dari BNPB, sekitar 10.295 jiwa atau 2.735 keluarga tercatat terdampak erupsi ini.

Pengungsi telah dipindahkan ke beberapa tempat penampungan, termasuk gedung sekolah di Lewolaga yang digunakan sebagai lokasi pengungsian.

“Ada 816 orang dari Desa Dulipali yang tengah dievakuasi ke Lewolaga,” ungkap Bambang Surya Putra, Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terjadi pada pukul 02.48 WITA dan terekam dengan amplitudo maksimum 17 milimeter.

Baca Juga :  Meriahnya Soekarno Run Surabaya Dihadiri Sejumlah Kepala Daerah Jatim dan Tokoh Politik Ternama

Status gunung ini saat ini meningkat menjadi level IV (Awas), dengan radius bahaya mencapai tujuh kilometer dari puncak.

“Aktivitas vulkanik meningkat signifikan dalam beberapa pekan terakhir, dan erupsi besar terjadi pada 1 November lalu,” jelas Fredy.

Selain letusan, gempa vulkanik juga tercatat di sekitar gunung, dengan 119 gempa vulkanik dalam, 19 gempa dangkal, dan 6 tremor harmonik.

Pergerakan lava yang sangat lambat juga diamati di sekitar timur laut gunung, yang berpotensi mengalir hingga 4,3 kilometer dari pusat kawah.