Pintasan.co, Yogyakarta – Bagi yang sering berkunjung ke mal, mungkin sudah tidak asing dengan restoran Es Teler 77. Awalnya, Es Teler 77 hanyalah sebuah warung makan sederhana.

Dengan tetap menyajikan beragam menu makanan tradisional Indonesia, restoran ini berhasil berkembang pesat dan menyebar ke berbagai daerah di tanah air.

Berdiri sejak 7 Juli 1982, Es Teler 77 telah eksis lebih dari tiga dekade.

Berkat kepemimpinan Sukyatno, restoran ini menjadi salah satu jaringan waralaba terbesar. Kini, cabangnya tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga telah merambah New Delhi, Melbourne, Malaysia, dan Singapura.

Sukyatno Nugroho dikenal sebagai sosok di balik kesuksesan Es Teler 77. Lewat waralaba yang ia bangun, Sukyatno berhasil menjadi salah satu pengusaha terkemuka di Indonesia.

Lahir pada 3 Agustus 1948 di Pekalongan, Sukyatno bukanlah murid berprestasi secara akademik. Ia menempati peringkat ke-40 dari 50 siswa di kelasnya. Namun, semangat dan jiwa kewirausahaannya patut diacungi jempol.

Usaha keluarga ini berawal dari sebuah warung sederhana di pinggir jalan. Sukyatno mulai menjajakan es telernya pada 7 Juli 1982 di emperan pusat perbelanjaan Duta Merlin, Harmoni, Jakarta Pusat. Ia berdagang dari pagi hingga malam hari.

Selama beberapa tahun, ia harus berpindah-pindah tempat karena razia penertiban yang dilakukan petugas.

Seiring berjalannya waktu, usaha es teler milik Sukyatno mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pada tahun 1992, Es Teler 77 mulai membuka gerai di pusat-pusat perbelanjaan.

Berkat kerja keras, ketekunan, dan strategi pemasaran yang kreatif, kini Es Teler 77 telah memiliki lebih dari 200 gerai, termasuk di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.

Filosofi Es Teler 77

Pada pertengahan tahun 1997, Sukyatno memulai dua usaha kuliner lainnya, yakni Bakmi Tek-Tek dan Ikan Bakar Pasti Enak.

Baca Juga :  Jasuke Mozzarella Hadir di Malam Hari Menarik Minat Masyarakat

Ia dikenal sebagai MBA, sebuah istilah untuk pengusaha yang menjalankan bisnis dengan cara yang tidak konvensional.

Pendekatan yang diterapkannya memang jauh dari kebiasaan umum. Sukyatno sering menciptakan inovasi dan membuat terobosan baru dalam bisnisnya.

Metode public relations yang ia gunakan tergolong tidak biasa, dengan strategi komunikasi kreatif setiap kali membuka cabang baru.

Contohnya adalah peluncuran program unik dan mencoba memecahkan rekor tertinggi dalam kategori tertentu, yang menambah daya tarik usahanya.

Sukyatno kerap menciptakan kontroversi melalui berbagai inovasi yang ia lakukan, termasuk strategi pemasaran unik untuk Es Teler 77.

Salah satu gimiknya adalah menyelenggarakan “Kompetisi Melukis Tunanetra” dan berbagai lomba lain yang serupa.

Meski terlihat aneh dan kontroversial, minuman yang ia ciptakan tetap sangat digemari di Indonesia. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, Sukyatno sering mengambil langkah-langkah yang tidak biasa dan melawan arus.

Keberanian Sukyatno dalam memperkenalkan waralaba lokal mendapat apresiasi dari Hermawan Kartajaya, chief service officer MarkPlus & Co.

Perjalanan kariernya menjadi inspirasi, tidak hanya sebagai pelopor merek lokal Indonesia, Es Teler 77 yang kini tersebar di 22 provinsi dalam negeri dan beberapa negara lainnya tetapi juga sebagai figur yang menunjukkan pentingnya kerja keras dan tekad.

Ia bahkan menerima Enterprise Award 50 dari Andersen Consulting, dan majalah SWA mengangkatnya sebagai panutan berkat ketekunan dan etos kerjanya yang luar biasa, membuktikan bahwa kesuksesan hanya dapat diraih dengan usaha yang maksimal.