Pintasan.co, Sleman – Mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadi penceramah dalam acara ‘Ramadan Public Lecture’ di Masjid Kampus (Maskam) Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (5/3).
Ganjar menyampaikan materi dengan tema “Langkah Strategis Peningkatan Kemandirian Daerah untuk Mendorong Pemerataan Ekonomi,” dan dalam ceramahnya, ia sempat menyinggung soal visi pemerintah daerah dan pusat.
Ganjar menjelaskan, dalam konteks visi, konstitusi harus menjadi visi bersama antara pusat dan daerah.
“Ya kan ketika pilkada visi misi mereka membuat sendiri-sendiri. Maka dalam konteks visi, menurut saya konstitusi yang harus jadi visi bersama. Kalau konstitusi mau pusat mau daerah, semua mesti ikut. Tapi kalau kemudian kita bicara semua (pusat dan daerah) harus seragam jelas tidak mungkin, wong programnya beda-beda. Kondisi keindonesiaan juga beda-beda,” ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, setiap daerah memiliki potensi lokal yang perlu dikembangkan untuk mendorong kemandirian daerah.
Ia menekankan bahwa hal tersebut sejalan dengan otonomi daerah yang telah diperintahkan dalam era reformasi.
Otonomi daerah, menurutnya, harus diterapkan dengan baik untuk mencapai pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Ganjar juga mengingatkan, sistem pemerintahan yang sentralistik pada era Orde Baru seharusnya tidak kembali diberlakukan.
Setelah acara selesai, awak media kembali menanyakan pandangannya soal keselarasan visi antara daerah dan pusat.
Ganjar menilai, dengan adanya Undang-Undang Pemerintahan Daerah, otonomi daerah seluas-luasnya harus diimplementasikan secara maksimal untuk memberikan dampak positif pada perkembangan daerah.