Pintasan.co, Jakarta – Jumlah korban jiwa akibat gempa dahsyat yang mengguncang wilayah terpencil Tibet, China, pada Selasa (7/1) terus bertambah.
Menurut laporan terbaru, gempa tersebut telah merenggut lebih dari 100 nyawa. Kantor berita pemerintah, Xinhua, melaporkan bahwa lebih dari 120 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat bencana tersebut.
“Sebanyak 126 orang dipastikan meninggal dan 188 lainnya luka-luka hingga pukul 19.00 (11.00 GMT) pada Selasa (7/1),” lapor Xinhua, seperti dikutip dari AFP.
Pusat gempa terletak sekitar 80 kilometer di utara Gunung Everest, dengan getarannya terasa hingga Nepal, Bhutan, dan India.
Guncangan ini menyebabkan lebih dari 1.000 rumah rusak parah, menurut laporan pemerintah.
Saat ini, lebih dari 3.400 personel penyelamat dan 340 tenaga medis telah diterjunkan, sementara bantuan berupa tenda, selimut, dan perlengkapan musim dingin telah dikirim oleh pemerintah pusat.
Wilayah yang paling terdampak adalah daerah pegunungan di sisi China Gunung Everest, termasuk Tingri, yang dihuni sekitar 62 ribu penduduk.
Tingri dikenal sebagai daerah terpencil dengan infrastruktur yang kurang berkembang dibandingkan ibu kota Tibet, Lhasa.
Banyak rumah di kawasan tersebut runtuh, sebagian besar dibangun menggunakan bahan tradisional seperti batu, bata lumpur, dan kayu.
Presiden Xi Jinping menyerukan upaya penyelamatan yang maksimal, menekankan pentingnya meminimalkan jumlah korban dan menjaga keselamatan penduduk selama musim dingin.