Pintasan.co, Malang – Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi komitmen utama H. Maruf Mubarok, S.H., anggota MPR RI Fraksi Partai Gerindra, dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.
Pada kesempatan kali ini, pria yang akrab disapa Gus Mamak tersebut melaksanakan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, yang dikenal sebagai salah satu wilayah dengan kultur religius dan nasionalis yang kuat.
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, perangkat desa, guru, dan perwakilan organisasi masyarakat setempat. Kegiatan berlangsung di balai desa setempat dengan suasana penuh semangat dan kekeluargaan, mencerminkan antusiasme warga Bantur terhadap pentingnya penguatan nilai kebangsaan.
Dalam paparan utamanya, Gus Mamak menyampaikan secara lugas makna dan urgensi dari Empat Pilar Kebangsaan, yakni:
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk final negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu bangsa yang majemuk.
“Empat Pilar ini bukan hanya bahan hafalan di sekolah, tapi nilai yang harus kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di lingkungan kerja, di media sosial, dan di ruang publik,” tegas Gus Mamak.
Lebih lanjut, Gus Mamak menjelaskan bahwa Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan serius, mulai dari penyebaran paham radikal, meningkatnya polarisasi sosial, hingga disintegrasi nilai akibat derasnya arus informasi digital. Oleh karena itu, menurutnya, masyarakat di tingkat akar rumput harus dibekali dengan fondasi kebangsaan yang kokoh agar tidak mudah terombang-ambing oleh ideologi yang bertentangan dengan semangat Pancasila.
“Di tengah derasnya arus globalisasi dan media sosial yang bebas, tugas kita bersama adalah menjadi penjaga nilai-nilai bangsa. Kita harus kembali pada jati diri sebagai bangsa yang beragama, beradab, dan menjunjung tinggi persatuan,” imbuhnya.
Tak hanya menyampaikan materi, Gus Mamak juga membuka ruang diskusi dan tanya jawab dengan masyarakat. Dalam sesi ini, berbagai persoalan disampaikan, mulai dari keresahan atas konflik sosial, tantangan pendidikan karakter, hingga peran generasi muda dalam merawat nilai kebangsaan.
Salah satu tokoh masyarakat setempat menyampaikan apresiasinya atas kedatangan Gus Mamak ke wilayah selatan Malang tersebut. Ia menilai kehadiran wakil rakyat secara langsung di tengah masyarakat menjadi bukti nyata bahwa suara rakyat masih menjadi perhatian utama di Senayan.
“Kami merasa dihargai. Biasanya kegiatan seperti ini hanya berlangsung di kota-kota besar. Tapi Gus Mamak hadir langsung di Bantur, dan itu luar biasa,” ujar salah satu tokoh desa yang juga pengurus ormas keagamaan setempat.
Gus Mamak juga menyampaikan pesan kepada para tokoh agama dan pemuda untuk menjadi pionir dalam menyebarkan semangat toleransi, persaudaraan, dan cinta tanah air. Menurutnya, di tengah beragamnya latar belakang masyarakat, hanya dengan semangat gotong royong dan saling menghargai Indonesia bisa tetap utuh dan maju.
Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama dan harapan agar masyarakat Bantur terus menjadi contoh harmoni sosial yang kuat, serta menjadi bagian dari barisan penjaga keutuhan NKRI.