Pintasan.co, Jakarta – Pemimpin Hamas pada Minggu (23/2) menyatakan bahwa kelompok pejuang Palestina tersebut tidak akan melanjutkan perundingan dengan Israel hingga semua tahanan Palestina dibebaskan oleh Tel Aviv.
Sebelumnya, Israel dijadwalkan untuk membebaskan 620 tahanan pada Sabtu (22/2) berdasarkan perjanjian tahap pertama gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan sebagai imbalan atas pembebasan enam sandera oleh Hamas, namun pemerintah Israel menunda pembebasan tersebut dengan alasan yang disebutnya sebagai “penyerahan sandera yang memalukan.”
“Tidak akan ada pembicaraan dengan musuh (Israel) melalui mediator sebelum pembebasan tahanan yang disepakati sebagai ganti enam tawanan Israel,” kata pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi dalam sebuah pernyataan.
“Para mediator harus mewajibkan musuh untuk melaksanakan perjanjian tersebut,” tambahnya.
Pada Minggu pagi, Hamas mengecam penundaan Israel dalam membebaskan tahanan Palestina sebagai “pelanggaran” terhadap gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan.
Gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan diberlakukan sejak bulan lalu.
Mahkamah Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant terkait dengan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Rezim Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait perang brutal yang terjadi di wilayah Palestina tersebut.