Pintasan.co, Semarang – Masyarakat menanggapi kenaikan harga eceran gas 3 kg tertinggi di Jawa Tengah. Di tengah gejolak ekonomi yang tidak pasti, beberapa mengeluhkan kenaikan HET tersebut.
Adapun kenaikan HET di Jateng telah disahkan oleh Pemprov Jateng melalui Keputusan Gubernur Jateng Nomor 540/20 Tahun 2024.
Tertanggal 22 Agustus 2024, PJ Gubernur Jateng Nana Sudjana secara langsung mengesahkan keputusan HET gas 3 kilogram pada sub titik serah pangkalan tersebut.
HET gas 3 kilogram di Jawa Tengah mencapai Rp 18 ribu, setelah sebelumnya berada di angka Rp 15 ribu.
Kondisi ini menyebabkan harga gas 3 kilogram meningkat di kalangan masyarakat umum, bahkan ketika harga eceran tembus Rp 22 ribu.
“Dulu ada yang Rp 18 sampai Rp 20 ribu, sekarang kalau beli di warung naik jadi Rp 22 ribu,” jelas Ngatinah (51) warga Kota Semarang, Rabu (2/10/2024).
Ngatinah, seorang ibu rumah tangga, merasa keberatan dengan naiknya harga gas 3 kilogram. Pasalnya, gas 3 kilogram merupakan kebutuhan pokok harian setiap rumah tangga.
Selain itu, ia menyatakan bahwa peningkatan harga gas 3 kilogram sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan lainnya.
“Tapi gaji suami tidak naik juga, bahkan saya takut kalau suami kena PHK, kan masih marak perusahaan melakukan PHK,” ujarnya
Ngatinah mengatakan bahwa kehidupannya semakin sulit karena pendapatannya tidak seimbang dengan peningkatan kebutuhannya.
“Semakin kesini semakin berat, apalagi suami saya hanya buruh pabrik dengan gaji UMK,” terangnya.
Adapun gas 3 kilogram masuk dalam komoditi bahan bakar rumah tangga, di mana komoditas tersebut berkontribusi besar pada inflasi Jateng September 2024.
Di mana inflasi Jawa Tengah setiap bulan (m-t-m) pada September 2024 adalah 0,05%.
Dipaparkan Kepala BPS Jateng, Endang Tri Wahyuningsih terdapat lima komoditas dengan andil inflasi secara m-t-m terbesar di Jateng.
“Kemudian akademi atau perguruan tinggi 0,03 persen, beras 0,02 persen, dan minyak goreng 0,01 persen,” ujarnya.