Pintasan.coPuasa merupakan ibadah yang tidak hanya berdimensi ritual, tetapi juga memiliki hikmah yang mendalam bagi kehidupan manusia.

Hari pertama puasa menjadi momen yang istimewa karena menandai awal dari perjalanan spiritual yang penuh berkah.

Pada hari ini, seorang Muslim mulai menyesuaikan diri dengan ritme ibadah yang berbeda dari kesekharian, memunculkan kesadaran, keikhlasan, dan semangat baru dalam menjalani perintah Allah.

1. Melatih Keikhlasan dan Niat yang Murni

Hari pertama puasa mengajarkan pentingnya niat yang tulus. Rasulullah ﷺ bersabda:

Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]

Puasa tidak sekedar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala aktivitas yang dapat mengurangi pahala puasa. Sejak hari pertama, seorang Muslim diingatkan untuk memperbaiki niatnya, bukan hanya karena kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk penghambaan kepada Allah.

2. Kesabaran dalam Menghadapi Perubahan

Hari pertama puasa sering kali menjadi tantangan, terutama dalam menyesuaikan pola makan dan aktivitas. Tubuh yang terbiasa makan dan minum di siang hari mulai beradaptasi dengan kondisi baru.

Ini melatih kesabaran dalam menghadapi perubahan dan menahan diri dari hal-hal yang sebelumnya dianggap biasa. Allah berfirman:

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْۗ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌۗ وَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌۗ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ۝١

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.” (QS. Az-Zumar : 10).

Kesabaran ini tidak hanya berlaku dalam menahan lapar dan haus, tetapi juga dalam mengendalikan emosi dan hawa nafsu.

Baca Juga :  Jangan Lewatkan Malam-malam yang Istimewa, Penuh Keajaiban dan Keberkahan bagi Umat Islam

3. Menyadari Nikmat Allah

Ketika seseorang mulai merasakan lapar dan dahaga di hari pertama puasa, ia semakin menyadari betapa besar nikmat yang telah Allah berikan.

Makanan dan minuman yang selama ini tersedia ternyata merupakan karunia yang luar biasa. Kesadaran ini menumbuhkan rasa syukur dan empati terhadap mereka yang kurang beruntung.

Rasulullah ﷺ bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

“Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian (dalam hal dunia), dan jangan melihat kepada orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah atas kalian.” (HR.Muslim).

4. Menguatkan Hubungan dengan Allah

Hari pertama puasa menjadi ajang pembuka bagi seorang Muslim untuk semakin dekat dengan Allah. Tarawih, tilawah Al-Qur’an, dan doa-doa yang dipanjatkan di bulan Ramadhan memiliki keutamaan besar.

Allah berfirman dalam hadits qudsi:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ

“Setiap amal anak Adam untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesadaran bahwa puasa adalah ibadah yang langsung Allah perhitungkan menjadi dorongan kuat untuk lebih meningkatkan kualitas ibadah di hari-hari berikutnya.

5. Awal dari Perjalanan Menuju Taqwa

Tujuan utama puasa sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an adalah agar seseorang menjadi lebih bertakwa:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183).

Hari pertama puasa adalah titik awal perjalanan menuju ketakwaan. Dari situlah seseorang mulai berlatih untuk menahan diri, memperbanyak ibadah, serta meningkatkan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupannya.

Hari pertama puasa adalah momentum berharga yang penuh dengan hikmah. Keikhlasan, kesabaran, rasa syukur, dan kedekatan dengan Allah mulai tertanam sejak hari pertama.

Jika seorang Muslim dapat menjalani hari pertama dengan baik, maka ia telah mempersiapkan dirinya untuk meraih keberkahan dan kemuliaan yang lebih besar di hari-hari selanjutnya.

Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan. Aamiin.