Pintasan.co, Jakarta – Hong Kong berencana mengurangi pengeluaran dengan memangkas 10.000 posisi pegawai negeri sipil (PNS) di tengah meningkatnya defisit.

Sebagai penggantinya, Hong Kong akan mendorong penerapan kecerdasan buatan (AI) secara luas untuk menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitik, dan pasar properti yang lemah.

Menurut Sekretaris Keuangan Paul Chan, langkah ini akan membantu mengembalikan keseimbangan fiskal secara terencana dan progresif.

Chan menambahkan bahwa program konsolidasi fiskal yang diperkuat ini akan mengurangi belanja publik sebanyak 7 persen hingga tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2028, memberikan dasar fiskal yang berkelanjutan untuk pembangunan masa depan.

Pendapatan Hong Kong turun tajam, terutama akibat penurunan penjualan tanah yang menyebabkan defisit sebesar HK$ 87,2 miliar, hampir dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya sebesar HK$ 48,1 miliar.

Seiring dengan dorongan dari Cina untuk meningkatkan kemandirian di bidang AI dan teknologi tinggi lainnya, Chan menyatakan bahwa Hong Kong akan memanfaatkan posisinya sebagai platform internasional untuk mendukung pengembangan industri AI.

Kota ini telah mengalokasikan HK$ 1 miliar untuk lembaga Penelitian dan Pengembangan AI.

Namun, beberapa pengamat berpendapat bahwa anggaran ini masih kurang. Untuk mengatasi kondisi keuangan kota yang sulit, mereka menilai perlu ada perubahan struktural lebih lanjut.

William Chan dari Grant Thornton Hong Kong mengingatkan bahwa meskipun cadangan fiskal dapat memberikan perlindungan, defisit yang meningkat memerlukan tindakan segera dan strategis.

Ia juga mendesak pemerintah untuk segera memulai studi tentang perluasan basis pajak yang lebih komprehensif demi menjaga kemakmuran masa depan Hong Kong.

Baca Juga :  Pemerintah Mengeluarkan Kebijakan WFA untuk ASN, Pemda DIY Menegaskan Bahwa Pelayanan Publik Tetap Menjadi Prioritas