Pintasan.co, Jakarta – Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap berbagai sasaran militer di Iran, termasuk individu yang diduga terkait dengan program nuklir negara tersebut.
Menurut laporan RIA Novosti yang mengutip sejumlah sumber, target serangan mencakup sejumlah tokoh penting militer Iran.
Media Iran Press TV menyebutkan bahwa ada korban jiwa dalam insiden ini, termasuk perempuan dan anak-anak, meski jumlah pasti belum disebutkan.
Sebagai respons terhadap serangan, otoritas Iran menutup seluruh penerbangan di Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran, demikian dilaporkan kantor berita ISNA, mengutip juru bicara bandara.
Militer Israel menyatakan bahwa gelombang pertama operasi udara telah rampung. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengadakan rapat darurat dengan kabinetnya guna membahas ketegangan yang meningkat akibat serangan ini.
Media Israel Ynet mengutip sumber yang menyebutkan bahwa sejumlah tokoh penting Iran, termasuk Kepala Staf Umum militer dan beberapa ilmuwan nuklir, kemungkinan besar menjadi korban dalam serangan tersebut.
Dua bangunan yang menjadi tempat tinggal petinggi militer Iran dilaporkan luluh lantak.
Stasiun televisi milik pemerintah Iran, IRIB, mengabarkan bahwa beberapa tokoh terkemuka seperti Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Hussein Salami, Komandan Markas Pusat Khatam al-Anbiya IRGC Gholamali Rashid, fisikawan Mohammad Mehdi Tehranchi, dan mantan Kepala Organisasi Energi Atom Iran Fereydoon Abbasi, diduga tewas akibat serangan Israel.
Laporan serupa dari kantor berita Tasnim menyebutkan bahwa Salami, Tehranchi, dan Abbasi termasuk di antara korban yang tewas.
Selain serangan udara, Israel juga diduga menjalankan operasi sabotase rahasia di wilayah Iran, dengan tujuan melumpuhkan lokasi peluncuran rudal dan sistem pertahanan udara negara tersebut.
Informasi ini disampaikan oleh jurnalis Barak Ravid dari Axios, yang mengutip pejabat senior Israel.
Ravid mengungkapkan melalui akun X bahwa Mossad memimpin operasi sabotase itu bersamaan dengan serangan udara, menargetkan infrastruktur strategis Iran di sektor militer dan pertahanan.