Pintasan.co, Jakarta – Militer Israel melancarkan serangan ke Jenin di Tepi Barat saat gencatan senjata masih berlangsung di Jalur Gaza.

Serangan tersebut menewaskan 10 warga Palestina, merusak infrastruktur utama seperti jalan-jalan, dan memaksa 2.000 keluarga mengungsi.

Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub, menyatakan bahwa situasi di Jenin sangat memprihatinkan.

“Tentara pendudukan (Israel) telah menghancurkan semua jalan menuju kamp [pengungsi] Jenin dan Rumah Sakit Pemerintah Jenin. Terjadi penembakan dan ledakan,” ujarnya kepada Al Jazeera.

Pasukan Israel juga dilaporkan menahan sekitar 20 orang dari desa-desa di sekitar Jenin.

Salah satu warga, Adel Besher, mengaku harus bermalam di halaman rumah sakit karena tidak dapat kembali ke rumahnya yang hanya berjarak 200 meter akibat operasi militer.

“Ada juga tiga atau empat orang yang terluka di dekat rumah saya, dan tidak seorang pun dapat menyelamatkan mereka. Pasukan Israel menembak siapa pun yang mendekati mereka. Dua orang terluka saat mencoba menyelamatkan mereka,” katanya.

Israel mengklaim serangan udara tersebut ditujukan pada “lokasi infrastruktur teroris,” dengan dalih membongkar bahan peledak yang ditanam di jalur tersebut.

Namun, serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata diberlakukan di Gaza.

Pekan sebelumnya, serangan Israel di kamp pengungsian Jenin telah menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina dan melukai banyak lainnya.

Direktur UNRWA untuk Tepi Barat menyatakan kondisi kamp Jenin “hampir tidak layak huni,” dengan sekitar 2.000 keluarga terpaksa mengungsi sejak pertengahan Desember.

“Sekitar 2.000 keluarga mengungsi sejak pertengahan Desember. UNRWA tidak dapat memberikan layanan penuh ke kamp tersebut selama ini,” kata Roland Friedrich melalui platform X.

Baca Juga :  Negara Anggota GCC Nyatakan Netral atas Konflik Iran dan Israel