Pintasan.co, Depok – Seorang suami berinisial S (45) terkejut setelah menemukan istri dan anaknya, EO (25) dan AS (2 bulan), meninggal dunia di rumah kontrakannya di Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok, pada Kamis (17/10/2024). Penemuan tersebut terjadi saat S pulang dari kantornya di Jakarta Pusat.
Hasil penyelidikan awal menunjukkan adanya sejumlah luka lebam di tubuh kedua korban, dan warga setempat juga melaporkan melihat ceceran darah di ubin dalam kamar kontrakan.
Kronologi kejadian tersebut dijelaskan oleh Kasubag Humas Polres Depok, AKP Hendra, yang menyatakan bahwa kedua jasad ditemukan oleh suaminya setelah pulang kerja sekitar pukul 19.00 WIB. Setibanya di rumah, S menemukan pintu kontrakan dalam keadaan terbuka.
“Saat saksi pulang kerja, dia melihat pintu kontrakan yang dihuninya dalam keadaan terbuka dan mendapati istri serta anaknya tergeletak di dalam kamar dalam keadaan meninggal dunia,” ungkap Hendra pada Jumat (18/10/2024).
Menyaksikan hal tersebut, S segera berteriak meminta pertolongan kepada tetangga. Segera setelah itu, tetangganya datang untuk membantu.
Dari penyelidikan, ditemukan bahwa kedua korban mengalami luka lebam di tubuh mereka.
“Kalau dari bayinya itu memang ada lebam biru di bagian muka dan bagian tangan. Kalau dari ibu yang meninggal juga ada luka di bagian mulut dan beberapa lebam di bagian tubuhnya,” kata Kapolres Metro Depok Kombes Arya
Selain itu, polisi juga menemukan luka di leher EO, yang hingga kini masih dalam penyelidikan untuk menentukan apakah luka tersebut diakibatkan oleh jeratan atau goresan.
Namun, polisi belum dapat memastikan penyebab kematian keduanya, karena mereka masih menunggu hasil otopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Warga setempat melaporkan bahwa mereka melihat ceceran darah di ubin kamar kontrakan, tepat di dekat tubuh kedua korban.
Selain itu, polisi juga menemukan obat asam lambung di sekitar tubuh mereka, yang kemungkinan berkaitan dengan riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh EO.
“Itu masih kita dalami, di bagian leher apakah jeratan atau mungkin tergores atau apa,” kata Arya.
Polisi berharap hasil otopsi dapat memberikan kejelasan mengenai penyebab kematian EO dan AS, yang sampai saat ini belum teridentifikasi.
“Kasat reskrim dan Kapolsek masih memeriksa TKP, menyelidiki apakah kematian disebabkan oleh obat atau ada unsur kriminal. Kita masih dalami,” ungkap dia.
Arya juga mengungkapkan bahwa korban sempat melakukan video call dengan orangtuanya yang berada di Palembang, Sumatera Selatan, sebelum kejadian, namun sejauh ini polisi belum bisa menarik kesimpulan mengenai penyebab kematian ibu dan anak tersebut.
Kejadian ini menyentak warga setempat dan menarik perhatian berbagai pihak, terutama mengingat adanya dugaan kekerasan yang mungkin terjadi.
Kasus ini menjadi sorotan media dan masyarakat, yang berharap polisi dapat segera menemukan jawaban terkait kematian tragis ini.
Tindakan dan langkah lanjut dari pihak kepolisian dalam menyelidiki kasus ini akan menjadi fokus perhatian, terutama mengenai faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap tragedi ini.