Pintasan.co, Jakarta Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten melalui pengembangan infrastruktur pendidikan yang ada. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan yang diperlukan di sektor industri.

“Kami terus mencetak melalui 13 perguruan tinggi, sembilan SMK, dan tujuh balai diklat industri. Semuanya memang dipersiapkan untuk membangun dan mencetak industri yang kompeten dan siap untuk kerja di dunia industri,” kata Kepala Badan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian Masrokhan pada acara Dies Natalis Ke-IX dan Wisuda Diploma Dua (D-II) Angkatan Ke-VIII Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.

Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa permintaan tenaga kerja oleh industri terus meningkat secara signifikan. Bahkan, 100 persen lulusan dari lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian Perindustrian berhasil terserap oleh dunia industri.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang diberikan selaras dengan kebutuhan industri, sekaligus mencerminkan kualitas SDM yang dihasilkan.

“Bahkan ini masih kurang. Menteri Perindustrian memberikan arahan kepada kami agar terus menambah kualitas tenaga kerja,” katanya.

Meski demikian, ia mengakui bahwa kapasitas lembaga pendidikan di bawah Kementerian Perindustrian terbatas. Untuk mengatasi hal ini, pihaknya juga menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (diklat) bagi mereka yang belum terserap oleh industri, guna meningkatkan keterampilan dan peluang kerja bagi calon tenaga kerja.

“Mereka ini kami carikan jalan keluar, gedung kami yang kosong, belum terpakai digunakan untuk kelas. Tahun ini kami menerima sekitar 33.000 orang,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa program tersebut terdiri dari pendidikan dan latihan yang diselenggarakan selama 2-3 minggu. Tujuannya adalah untuk memperkuat keterampilan peserta agar lebih siap dan kompetitif dalam memasuki dunia kerja.

Baca Juga :  Membangun Generasi Cerdas Digital: Program "Kominfo Goes to School" di Makassar

“Di situ ada pelatihannya, peserta dapat sertifikasi dan fasilitas penempatan kerja. Jadi ini three in one. Mau cari kerja sendiri juga bisa, tapi kami juga sudah menyiapkan industrinya,” katanya.

Ia menyatakan bahwa pendidikan di bawah Kementerian Perindustrian setiap tahun menghasilkan sekitar 8.000 lulusan. Sementara itu, program three in one atau diklat dapat menghasilkan hingga 34.000 tenaga kerja per tahunnya.

Terkait dengan wisuda, lulusan angkatan 2024 telah diterima di 27 perusahaan industri tekstil dan produk tekstil yang berada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat. Direktur AK Tekstil Solo, Wawan Ardi Subakdo, menjelaskan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari penerapan sistem pendidikan dual system yang menekankan pada kesiapan lulusan untuk menghadapi tuntutan industri dan Revolusi Industri 4.0.

“Kami menciptakan lapangan kerja baru dengan menghasilkan wirausaha muda melalui pendampingan unit inkubator bisnis dengan tenant yang bernama Simpelity,” katanya.

Pada wisuda tersebut, terdapat sebanyak 176 lulusan, yang terdiri dari 46 lulusan Teknik Pembuatan Benang, 50 lulusan Teknik Pembuatan Kain Tenun, dan 80 lulusan Teknik Pembuatan Garmen.

“Dengan tambahan ini total lulusan AK-Tekstil Solo menjadi 1.450 orang sejak angkatan pertama,” katanya.