Pintasan.co, Jakarta – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Muhammad Herindra, mengungkapkan prediksinya terkait ancaman keamanan selama pelaksanaan Pilkada 2024, khususnya pada minggu tenang—fase terakhir sebelum hari pencoblosan.
Menurut Herindra, minggu tenang yang seharusnya damai justru rawan terjadi operasi senyap dan aktivitas tersembunyi yang berpotensi mengganggu kelancaran Pilkada.
Herindra menjelaskan, berbagai mobilisasi terselubung dapat terjadi dalam minggu tenang, mulai dari aksi intimidasi hingga politik uang yang dilakukan secara tertutup.
“Minggu tenang, namanya minggu tenang, tapi kadang justru di minggu tenang itu tidak tenang,” ujar Herindra dalam paparan di Rapat Koordinasi Nasional Pemerintahan Pusat dan Daerah di SICC Sentul, Kabupaten Bogor, Kamis (7/11/2024).
BIN, kata Herindra, telah memetakan peran intelijen untuk mengantisipasi gerakan-gerakan tersembunyi selama fase krusial Pilkada ini.
“Banyak gerakan yang tidak terdeteksi, tetapi berpotensi mempengaruhi pelaksanaan Pilkada,” ungkapnya.
Ia menegaskan, peran intelijen sangat vital dalam mendeteksi ancaman tersembunyi yang dapat berdampak pada opini publik, terutama dari penyebaran disinformasi dan politik uang.
Herindra juga menyoroti ancaman intimidasi dan hoaks yang kerap menyebar intensif di minggu tenang, memperkeruh suasana yang seharusnya damai.
Dalam menghadapi hal ini, Herindra menekankan pentingnya koordinasi intelijen untuk mengawasi mobilisasi terselubung yang berpotensi memengaruhi Pilkada secara negatif.