Pintasan.co, Jakarta – Tepat pada tanggal 28 Oktober 2024 memperingati 96 Tahun Hari Sumpah Pemuda yang di cetus Oleh Muhammad Yamin pada 28 0ktober 1928.
Tahun ini mengangkat tema 96 Tahun Sumpah Pemuda Maju Bersama Indonesia Raya, yang di harapkan pemuda-pemuda saat ini bisa bersama – sama membawa perubahan yang lebih baik, membangun dan memajukan Indonesia Raya serta Menumbuhkan semangat para pejuang kita yang dahulu.
Sebagai Pemuda Indonesia kita harus menanamkan dalam hati seperti isi dari Sumpah Pemuda. Pertama: “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia”. Kedua: “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”. Ketiga: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” dikutip dari hasil Kongres Pemuda II yang dihadiri oleh pemuda dari berbagai daerah, suku, dan organisasi di Indonesia.
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 27 Oktober 2024 di Pulau Harapan Kepulauan Seribu Utara Provinsi DKI Jakarta Indonesia, Korps HMI Wati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Kohati PB HMI) Bidang Lingkungan Hidup melakukan Penanaman 1.000 bibit mangrove Gerakan Perempuan Muda untuk Bumi yang Berkelanjutan “Ekofeminisme dan Pemulihan Ekosistem Laut”.

Kohati PB HMI mengajak beberapa Lembaga Leppami HMI (Lembaga Pariwisata dan Pencinta Alam Mahasiswa Islam), Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), dan beberapa masyarakat setempat serta PB HMI dan Kohati Jabodetabek – Banten.
Gerakan Perempuan Muda untuk Bumi yang Berkelanjutan penanaman 1000 bibit mangrove oleh Kohati PB HMI merupakan langkah untuk mencegahnya abrasi terhadap laut, menjaga ekosistem laut, menjaga tempat hidup satwa, obat tradisional, bahan olahan, objek wisata, sumber pendapatan nelayan dan masih banyak manfaat dari pohon mangrove.
“Masalah lingkungan hidup banyak yang harus di jaga kelestariannya dan kita rawat, perempuan harus berperan penting terhadap kerusakan lingkungan dan dampak yang terjadi dirasakan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi. Ekofeminisme berakar pada etika lingkungan dan etika feminis. Mulailah dari diri sendiri dari hal kecil yang akan menjadi besar bagi lingkungan hidup, gerakan ini semoga bisa menjadi contoh dan mengajak Pemuda Indonesia agar lebih peka dan aktif terhadap kerusakan lingkungan yang dampaknya sudah mengancam bumi”, Ujar Desti Aulia sebagai Ketua Bidang Lingkungan Hidup Kohati PB HMI Periode 2024-2026.