Pintasan.co, Sleman – Kondisi kawasan Gunung Merapi dan Gumuk Pasir Parangkusumo di Parangtritis semakin dianggap kritis.

Keraton Yogyakarta berencana untuk melakukan penataan terhadap kedua kawasan yang memiliki nilai filosofis tersebut.

Penataan tersebut melibatkan perluasan penanaman pohon di bagian utara untuk menjaga keberlanjutan air dan ekosistem di daerah tersebut.

Upaya pemulihan di bagian utara diharapkan dapat memberikan dampak positif yang terhubung dengan kondisi di pantai selatan.

Putri Sulung Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi, menyatakan bahwa penataan kedua kawasan tersebut sangat penting untuk dilakukan.

Hal ini karena setiap tahun, Keraton mengadakan upacara adat tradisi labuhan ke Gunung Merapi dan Parangtritis atau Parangkusumo.

Namun, kondisi kedua tempat tersebut semakin rusak. Oleh karena itu, proses penataan kembali pun kini mulai dilakukan.

Terlebih lagi, di Parangkusumo terdapat barchan atau gumuk pasir yang hanya ditemukan di dua tempat di dunia.

Luas asli gumuk pasir di Parangkusumo mencapai sekitar 400 hektar namun saat ini area tersebut semakin menyusut.

“Di Parangtritis itu aslinya ada 400-an hektar untuk gemuk pasir tersebut. Tapi kemudian ada keputusan dari Gubernur bahwa wilayah gumuk pasir ada di 114 hektar. Tapi kenyataan sekarang hanya ada 17 hektar,” kata GKR Mangkubumi.

Pihaknya mengungkapkan sedang mempelajari penyebab semakin menyempitnya kondisi tersebut, ditambah lagi barchan atau gundukan pasir di gumuk pasir kini sangat jarang terlihat.

Ia menduga hal ini berkaitan dengan berkurangnya jumlah pasir di lereng Gunung Merapi.

Berkurangnya suplai pasir menyebabkan barchan di Parangkusumo sulit terbentuk. 

“Makanya kami ingin sekali bercita-cita dan punya harapan untuk gunung merapi itu kembali gunung, seperti yang disampaikan oleh Ngarso Dalem, agar jika gunung merapi itu penuh dengan pasir maka Barchan yang ada di Parangtritis itu bisa terbentuk dengan baik,” kata Mangkubumi. 

“Makanya kita sedang penataan di dua lokasi itu,” imbuhnya

Perempuan yang lulus dari Griffith University Brisbane ini berharap agar penanaman pohon di lereng Gunung Merapi diperluas, mencakup area di luar daerah rawan bencana.

Baca Juga :  Merapi Mengeluarkan Empat Kali Guguran Lava ke Arah Barat Daya, Jarak Luncur Mencapai 1.900 Meter

Pohon yang ditanam bervariasi, termasuk kopi dan buah-buahan, dengan tujuan agar pasir di Gunung Merapi tetap terjaga kelestariannya dan tidak dieksploitasi.

GKR Mangkubumi menyadari sepenuhnya bahwa upaya penanaman pohon di Gunung Merapi memerlukan kolaborasi, mengingat sebagian wilayah Gunung Merapi juga berada di wilayah Jawa Tengah.

“Tentunya kita tidak bisa berdiri sendiri di urusan aturan di DIY, tapi karena gunung itu di dua provinsi jadi perlunya kolaborasi yang sangat serius,” kata dia.