Pintasan.co, Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Panjaitan, menanggapi kritikan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Luhut menyatakan bahwa saat ini masih terlalu awal untuk memberikan kritik terhadap program tersebut.

Ia juga menyebutkan bahwa sebagian pihak yang mengkritik program itu dulu ketika menjabat di pemerintahan juga memiliki catatan buruk, meskipun ia tidak menjelaskan secara spesifik siapa yang dimaksud.

“Jangan terburu-buru mengkritik, tunggu dulu. Kadang-kadang kita sok tahu, padahal dulu waktu mereka jadi pejabat, mereka juga punya masalah. Jadi, kita lihat saja nanti,” kata Luhut di Jakarta pada Rabu (15/1/2025).

Luhut, yang kini berusia 77 tahun, menjelaskan bahwa MBG memberikan banyak manfaat, terutama untuk anak-anak.

Ia mencatat bahwa banyak anak yang jarang mendapatkan makanan bergizi ideal, dan program ini diharapkan dapat mendukung kecukupan gizi mereka.

Selain itu, Luhut menambahkan bahwa MBG juga berdampak positif terhadap perekonomian desa.

Program ini memerlukan pasokan bahan makanan dari desa-desa, seperti sayuran dan telur, yang pada gilirannya akan menggerakkan roda perekonomian lokal.

Sebelumnya, pada Desember 2024, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri mengkritik alokasi anggaran untuk program MBG yang hanya sebesar Rp10.000 per anak per porsi.

Menurutnya, anggaran tersebut terlalu kecil mengingat harga kebutuhan bahan pokok yang semakin meningkat.

Megawati, yang mendukung program tersebut, mengimbau agar Presiden Prabowo melakukan perhitungan ulang mengenai alokasi anggaran untuk program ini agar dapat terlaksana dengan baik.

“Aku hitung, Rp 10.000, itu apa yang bisa didapat? Harga-harga sekarang naik. Eh Mas Bowo, dengar ini dan hitung lagi,” ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta pada Kamis (12/12/2024).

Meskipun mengkritik anggaran, Megawati menegaskan bahwa dia mendukung program ini dan berharap program tersebut bisa memberi manfaat besar bagi masyarakat.

“Katanya mau kasih makanan gratis, saya setuju, itu benar,” ujarnya, sembari menambahkan bahwa kritiknya bertujuan agar program tersebut dapat terlaksana dengan efektif.

“Saya suruh ibu-ibu hitung, Rp 10.000 itu dapat apa? Paling tempe, kan benar. Saya juga bisa masak kok,” pungkasnya.

Baca Juga :  Rektor Untidar Magelang Berikan Bantuan kepada Mahasiswa yang Rumahnya Terbakar