Pintasan,co, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, menyatakan bahwa beberapa negara dikabarkan bersedia memasok senjata nuklir ke Iran sebagai tanggapan atas serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Teheran.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui Telegram pada Minggu, Medvedev mengungkapkan bahwa kesiapan negara-negara tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan militer terhadap situs nuklir di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Aksi militer ini menandai peningkatan terbaru dalam konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel, yang kini semakin melibatkan Amerika Serikat secara langsung.
Medvedev menyebut bahwa kerusakan pada fasilitas-fasilitas yang diserang tampaknya tidak terlalu parah. Ia juga menilai bahwa proses pengayaan uranium dan potensi pengembangan senjata nuklir Iran masih dapat berlanjut.
Lebih lanjut, Medvedev memperingatkan bahwa AS kini terlibat dalam konflik berskala besar lainnya, dan menyebut bahwa kepemimpinan Iran justru menjadi semakin kuat secara politik akibat serangan tersebut.
Ia juga melontarkan kritik tajam terhadap Trump, menyebut bahwa tindakan militer tersebut bertolak belakang dengan citra “pembawa perdamaian” yang ia usung saat kampanye.
Medvedev bahkan menyindir bahwa peluang Trump untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian kini sangat kecil, mengingat mayoritas komunitas internasional mengecam agresi AS dan Israel.
Serangan udara yang dilakukan AS merupakan bagian dari rangkaian serangan militer Israel terhadap Iran yang dimulai sejak 13 Juni. Serangan-serangan tersebut telah mendorong Iran untuk melancarkan balasan rudal ke wilayah Israel.
Otoritas Israel melaporkan bahwa setidaknya 25 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan Iran.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran mencatat korban tewas mencapai 430 orang, dengan lebih dari 3.500 lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran udara Israel.