Pintasan.co, Jakarta – Bima Arya Sugiarto, Wakil Menteri Dalam Negeri, menjadi pembicara kunci di ASEAN Sustainable Urbanisation Forum (ASUF) 2025 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia. Dia menekankan bahwa potensi lokal yang dikelola dengan cara inovatif dapat menjadi kekuatan yang diakui dunia.
Dia memberikan contoh tentang aura farming Pacu Jalur di Riau. Tradisi balap perahu yang merupakan bagian dari identitas budaya masyarakat setempat ini tidak hanya melestarikan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, tetapi juga berfungsi sebagai daya tarik pariwisata yang memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi daerah tersebut.
“Pacu Jalur membuktikan bahwa kearifan lokal bisa menjadi inspirasi global, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Bima Arya dilansir dari detikNews, Rabu (13/8/2025).
Pada kesempatan itu, Bima menjelaskan beberapa program prioritas nasional, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih dan Sekolah Rakyat. Wakil Menteri itu menekankan pentingnya memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat melalui program-program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan, menurutnya, bahwa program-program ini tidak hanya berperan dalam meningkatkan kesejahteraan warga di tingkat lokal, tetapi juga menjadi pijakan bagi masyarakat yang tangguh dalam menghadapi tantangan global.
Forum ini menyatukan 300 kepala daerah dan pemimpin kota dari seluruh negara anggota ASEAN. Pada kesempatan itu, Bima menyoroti bahwa setiap kota di ASEAN memiliki kekuatan unik yang dapat kembangkan menjadi solusi bagi tantangan global, mulai dari ketahanan pangan, perubahan iklim dan pembangunan yang inklusif.
“Kuncinya ada pada kolaborasi, inovasi, dan komitmen bersama untuk membangun kota yang tangguh, berkelanjutan, dan memberi manfaat luas bagi warganya,” ucapnya.
ASUF 2025 merupakan momen penting bagi kepala daerah dan pemimpin kota di kawasan ASEAN untuk saling bertukar pengalaman, berbagi praktik terbaik dan memperkuat jaringan kerja sama lintas batas. Melalui kolaborasi yang erat, potensi lokal di setiap kota dapat berkembang menjadi kekuatan global yang memberikan kontribusi signifikan bagi masa depan kawasan.