Pintasan.co, Jakarta – Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menegaskan bahwa produk lokal perlu memiliki daya saing tinggi agar mampu menembus dan menguasai pasar global.
“Saya sering bilang kita ada tiga program, yang pertama pengamanan pasar dalam negeri. Bagaimana pasar Indonesia yang besar diisi barang-barang dalam negeri, caranya harus punya daya saing,” kata Mendag Budi Santoso saat melakukan kunjungan kerja di PT Mulya Abadi Indocarpentry di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis.
Budi Santoso menyampaikan bahwa produk lokal kerap kalah bersaing dengan barang impor, yang umumnya memiliki kualitas lebih baik.
“Jangan hanya karena dari dalam negeri terus daya saing kita rendah. Jadi yang pertama kita harus punya daya saing,” katanya.
Budi menambahkan bahwa langkah selanjutnya adalah memperluas pasar ekspor. Ia mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, perjanjian bilateral dengan Kanada, Peru, dan Rusia akan segera diselesaikan.
“Mudah-mudahan tiga bulan ini selesai, tujuannya untuk memperluas pasar. Jadi ada perundingan yang harus dilakukan,” katanya.
Untuk program ketiga adalah melakukan peningkatan UMKM bisa ekspor.
“Artinya ketika kita menargetkan ekspor ke suatu negara itu ekspor totalnya berapa, di dalamnya target ekspor untuk UMKM berapa. Bagaimana memajukan UMKM supaya bisa go global,” katanya.
Budi menjelaskan bahwa hingga kini rasio kewirausahaan dalam negeri baru mencapai 3,47 persen. Padahal, untuk mencapai status negara maju, rasio kewirausahaan idealnya berada di kisaran 10-12 persen.
“Kami dari sektor perdagangan yang dilakukan adalah bagaimana UMKM-UMKM yang siap ekspor bisa ekspor dan kami bisa melakukan pemasaran di luar negeri,” katanya.
Budi menyebutkan bahwa saat ini Pemerintah Indonesia memiliki lebih dari 40 perwakilan perdagangan di luar negeri. Peran utama mereka adalah mempromosikan produk-produk Indonesia, khususnya produk UMKM, agar dapat bersaing di pasar internasional..
“Salah satu andalan kami adalah furnitur. Tadi ada permintaan agar tahun depan fokus ke rotan, nanti kami akan lakukan pendampingan desain untuk buat prototype produk khusus dari rotan,” katanya.
Selanjutnya, pihaknya juga akan membuat pameran secara internasional.
“Produk rotan kan raw material-nya dari Indonesia, seharusnya kalau produk bagus nggak ada lain selain Indonesia. Kan kita nggak boleh ekspor bahan mentah, harus barang jadi. Nah yang kami lakukan desain yang bagus biar bisa masuk ke negara-negara asing,” katanya.