Pintasan.co, Jakarta – Bias gender sering menjadi penyebab ketidakdiakuannya perempuan sebagai nelayan, meskipun mereka memiliki peran penting dalam sektor perikanan.
Stereotip sosial dan budaya yang menganggap pekerjaan nelayan sebagai profesi laki-laki membuat perempuan, meski terlibat dalam berbagai aspek seperti mempersiapkan peralatan, mengolah hasil perikanan, atau menangkap ikan, sering tidak diakui sebagai nelayan.
Kebijakan yang dipengaruhi oleh bias gender yang mendefinisikan nelayan tercermin dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam, yang memiliki pengertian yang sangat terbatas.
Undang-undang tersebut mengartikan nelayan sebagai individu yang mata pencariannya adalah menangkap ikan.
Sementara itu, berbagai penelitian menunjukkan bahwa perempuan turut terlibat dalam seluruh rantai produksi perikanan, baik sebelum, selama, maupun setelah proses penangkapan ikan.
Misalnya, perempuan berperan dalam menyiapkan peralatan tangkap, menangkap ikan di laut, menjual hasil tangkapan, serta mengolah hasil tangkapan tersebut.
Pandangan bias gender dalam sektor perikanan muncul akibat stereotip sosial yang menganggap pekerjaan fisik berat seperti melaut hanya pantas dilakukan oleh laki-laki, sementara perempuan dianggap lebih cocok untuk tugas domestik.
Hal ini menyebabkan kontribusi perempuan, meskipun signifikan, sering diabaikan, terutama karena mereka memikul peran ganda sebagai pengurus rumah tangga dan pekerja perikanan yang sering dianggap kurang penting.
Selain itu, kepemilikan kapal dan peralatan yang umumnya dikuasai laki-laki membuat perempuan yang terlibat dalam pengolahan atau pemasaran hasil perikanan tidak diakui secara formal sebagai nelayan, membatasi akses mereka terhadap sumber daya penting dan memperburuk kesenjangan gender.
Banyak perempuan yang juga terlibat dalam pekerjaan terkait perikanan yang sering dianggap tidak langsung, meskipun peran ini penting dalam rantai pasokan.
Dampak bias gender dalam sektor perikanan
Dampak bias gender terhadap perempuan nelayan sangat luas, mempengaruhi aspek kesejahteraan ekonomi, status sosial, dan akses terhadap sumber daya.
Perempuan nelayan sering kali tidak memiliki akses yang setara terhadap modal usaha, pelatihan, atau peralatan, serta terpinggirkan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi sektor perikanan.
Selain itu, mereka menghadapi ketidaksetaraan ekonomi, stigma sosial, dan marginalisasi dalam masyarakat, meskipun berkontribusi besar terhadap pendapatan keluarga.
Bias gender juga menghambat pemberdayaan perempuan dengan membatasi akses mereka terhadap pendidikan dan pelatihan, serta mengurangi representasi mereka dalam organisasi nelayan.
Beban ganda antara pekerjaan di laut dan rumah tangga semakin memperburuk kesejahteraan fisik dan mental mereka, sementara pengabaian terhadap peran mereka dalam sektor perikanan membatasi potensi untuk pengembangan usaha dan kapasitas keluarga.
Pemerintah sebaiknya mengambil langkah yang lebih inklusif dengan merancang kebijakan yang menghapus bias gender, memberikan akses setara terhadap sumber daya, pelatihan, dan peluang ekonomi bagi perempuan nelayan.
Pengakuan terhadap peran perempuan dalam sektor perikanan perlu diperkuat melalui pendataan dan pelibatan mereka dalam pengambilan keputusan kebijakan.
Selain itu, pemberdayaan ekonomi perempuan harus didorong dengan akses terhadap modal usaha, pelatihan keterampilan, serta menghapus diskriminasi dalam kepemilikan aset.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman, memastikan akses kesehatan yang memadai, dan melakukan evaluasi kebijakan berbasis gender juga sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan nelayan.
Secara keseluruhan, bias gender menciptakan ketidaksetaraan yang menghambat perempuan nelayan dalam mencapai potensi penuh mereka, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun kesehatan, sehingga perubahan kebijakan dan budaya yang menghargai kontribusi perempuan dalam sektor perikanan sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Penulis: Umi Hanifah (Content Writer Pintasan.co)