Pintasan.co, Jakarta – Keberagaman budaya dan lingkungan di Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu dijaga. Namun, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi tampaknya mempengaruhi minat masyarakat terhadap budaya lokal.

Anak muda memiliki peran yang signifikan dalam menjaga kelestarian budaya, mengingat warisan budaya merupakan bagian dari identitas bangsa yang diwariskan secara turun-temurun.

Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya masih perlu ditingkatkan, karena tradisi sering kali dianggap kurang relevan dalam kehidupan modern.

Selain itu, perubahan gaya hidup yang lebih modern juga mendorong sebagian orang untuk meninggalkan tradisi mereka.

Masuknya budaya asing melalui berbagai media dan teknologi turut berkontribusi terhadap pergeseran perhatian masyarakat terhadap budaya global, sehingga apresiasi terhadap budaya sendiri berisiko menurun.

Seiring dengan kuatnya pengaruh globalisasi, nilai-nilai tradisional menghadapi tantangan dalam mempertahankan eksistensinya.

Di perkotaan, budaya lokal sering kali dianggap kurang praktis dibandingkan dengan tren modern yang lebih mendunia.

Salah satu indikasi dari fenomena ini adalah menurunnya partisipasi generasi muda dalam berbagai tradisi dan kegiatan adat.

Misalnya, gotong royong, perayaan adat, dan upacara keagamaan mulai kehilangan peminat dari kalangan muda.

Perkembangan teknologi dan media sosial memang membawa banyak manfaat, tetapi di sisi lain juga dapat mengurangi keterikatan individu terhadap budaya mereka sendiri.

Perubahan ini juga tampak dalam pelaksanaan pernikahan adat, di mana unsur-unsur budaya yang memiliki nilai filosofis sering kali disederhanakan atau bahkan dihilangkan demi konsep pernikahan modern yang lebih praktis.

Setiap individu memang memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan, tetapi jika kecenderungan ini terus berlanjut, nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun dapat semakin terpinggirkan.

Tradisi bukan sekadar rutinitas, melainkan juga penghubung antara manusia dengan komunitas, alam, dan sejarah yang membentuk identitas mereka.

Baca Juga :  Prestasi Gemilang: Tiga Desa Sulsel Raih Penghargaan di Lomba Desa Wisata Nusantara 2024

Globalisasi memberikan manfaat berupa kemudahan akses informasi dan interaksi dengan budaya lain, yang dapat memperkaya wawasan masyarakat. Namun, perlu ada keseimbangan agar perkembangan global tidak mengikis identitas budaya lokal.

Budaya tradisional seharusnya tidak kalah oleh arus modernisasi, tetapi dapat beradaptasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai intinya.

Peran generasi muda dalam melestarikan budaya

Peran generasi muda sangat penting dalam menjaga keberlanjutan budaya lokal. Tantangan terbesar adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran dan kepedulian mereka terhadap budaya tanpa menghambat perkembangan pribadi mereka dalam era digital.

Pemanfaatan teknologi, seperti media sosial dan platform digital, dapat menjadi cara efektif untuk memperkenalkan budaya tradisional dalam format yang lebih menarik dan relevan.

Pelestarian budaya juga tidak harus dilakukan dengan cara yang kaku. Tradisi yang mampu bertahan adalah tradisi yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan esensinya.

Dengan demikian, budaya lokal tidak hanya tetap hidup, tetapi juga berkembang dan diwariskan kepada generasi mendatang di tengah arus globalisasi yang terus bergerak maju.

Penulis: Umi Hanifah (Content Writer Pintasan.co)